Hal tersebutlah yang senantiasa ditentang secara keras oleh ulama serta kyai-kyai pesantren, karena Muslim Indonesia memiliki kebiasaan unik dalam mengekspresikan kecintaan serta keyakinan dalam beragama. Lebih lanjut, pandangan kaum Wahabi itulah yang ditentang oleh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, seorang maha guru yang mendidik ulama-ulama besar Nusantara zaman dulu. Beliau mendidik para santrinya agar menjadi ‘imadiyyin (cagak-cagak) pembela Aswaja. Tidak sampai situ, beliau pun menulis beberapa kitab dengan tujuan mulia itu.
Dalam sekian banyak karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, salah satunya berjudul Ad-Durar as-Saniyyah fi ar-Radd ‘ala al-Wahhabiyyah, dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Di dalam kitab itu, misalnya, beliau menulis: ‘Ziarah ke makam Nabi, sah-sah saja, bahkan sesuatu yang disyari’atkan, diperintahkan oleh al-Qur’an dan al-Hadits, serta disepakati (ijma’) oleh ulama, dengan dalil dalam al-Qur’an (Surah An-Nisa’ ayat 64), bahwa ziarah ke makam Nabi tidak menjadi masalah dan tidak bertentangan dengan dalil-dalil mu’tabar terkait ziarah dalam yurisprudensi Islam’.
Lebih lanjut, Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menulis: ‘Meminta ampun kepada Allah SWT, di sisi beliau (Rasul), maka dengan begitu, beliau (Rasul) akan memohonkan ampun kepada Allah SWT. Dan, ayat yang disebutkan itu (Surah An-Nisa’ ayat 64) tidak akan terputus atau terhenti dengan wafatnya Rasulullah SAW’. Maka, untuk menghindari agar umat Muslim tidak ziarah ke makam Nabi itulah yang kemudian membuat otoritas Arab Saudi pernah mewacanakan untuk membongkar dan memindah makam Rasulullah SAW. Dan kemudian, tidak mengagetkan jika ulama Nusantara macam K.H. Wahab Chasbullah menentang wacana itu, disebabkan anggapan keliru pemerintahan Arab Saudi dengan dalil menghindari syirik.
Hal demikianlah yang sedari awal ditentang oleh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dalam karya beliau tentang faham Wahabi. Beliau, sebagai ulama ‘alim yang hidup pada masa-masa awal perkembangan Wahabi, serta sebagai keturunan Rasulullah SAW, yang sepanjang hidupnya membela ajaran Aswaja, maka pantaslah bila Sayyid Ahmad Zaini Dahlan memandang kebiasaan ziarah kubur para wali Allah, istighatsah, tawassul, yasinan, shalawatan, dan tahlilan sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Wallahu a’lam bisshawwab.