“Saya yakin sebagai warga bangsa, Indonesia adalah negara yang sangat rukun dibanding negara lain. Meskipun konflik-konflik kecil, tetapi ada ormas-ormas penyangga. Ini merupakan social capital dan human capital yang dimiliki oleh kita bersama. Indonesia punya keunikan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Ada koridor untuk menciptakan kerukunan atau persatuan” jelasnya.
Pada sambutan yang lain, perwakilan KEMENAG RI, Abu Rohmad meminta saran dari beberapa perwakilan umat beragama guna menyikapi isu politisasi agama dan politik identitas.
“Kementerian Agama butuh saran dan kritik dalam rangka pengelolaan kerukunan umat beragama di Indonesia. Mohon bimbingan kepada semuanya. Kegiatan KAANA ini sangat penting!” kata dia.
Sampai saat ini, secara umum masyarakat masih belum memahami apa yang dimaksud dengan ‘politik identitas’. Dan ia juga meminta, supaya MUI hadir sebagai penjaga moral umat.
“Perlu dijelaskan ke masyarakat luas tentang definisi politik identitas. Apakah menggunakan alasan agama dalam pemilu, termasuk bagian dari politik identitas?. MUI diharapkan hadir sebagai guardian of moral (penjaga moral).” ungkap Rohmad.
Turut hadir pula di acara tersebut, Rumadi Ahmad (Kantor Staf Presiden), Valina Singka Subekti (Wasekjen MUI), Khairul Umam (Peneliti Universitas Paramadina Jakarta), dan jajaran pengurus harian MUI Pusat.
(SM)