Tafsir Surat As Syura: 27
Imam Ar Razi dalam tafsirnya yang berjudul Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa Allah Dzat yang Maha Mengetahui akan kebaikan (maslahat) hambanya dengan memberikan rizki kecuali sekedarnya saja. Perbedaan selisih ukuran dan takaran rizki bukan berarti Allah pelit kepada mereka tetapi untuk menjaga kebaikan.
Sedangkan menurut Imam Al Baidhawi dalam tafsirnya, Anwar At Tanzil mengupas penyebab seseorang menjadi sombong dan melampaui batas dan mendzalimi kepada orang lain saat seorang hamba diberikan rizki yang melimpah ruah tetapi atas ilmu dan kebijaksanaan-Nya maka Dia mengatur rizki hamba-nya sesuai yang mereka butuhkan.
Syeh Nawawi Al Bantani dalam tafsirnya berkomentar bahwa seumpama Allah menyamakan ratakan rizki hamba-hambanya maka tak akan ada yang mau menjadi pembantu atau buruh. Seumpama ini terjadi niscaya alam menjadi hancur lebur dan segala jenis kebaikan tak ada gunanya lagi.
Nasehat Syaqiq bin Ibrahim
Abu Lais As Samarqandi dalan Tanbihul Ghafilin mengutip perkataan Imam Syaqiq bin Ibrahim yang menjelaskan bahwa seumpama Allah memberikan Rizki kepada hambanya tanpa melalui usaha niscaya mereka akan memiliki banyak waktu kosong alias menganggur serta yang akan terjadi adalah kerusakan dimana-mana.
Hal senada juga diutarakan oleh Imam Ar Raghib Al Asfihani dalam kitab Ad Dari’ah ila Makarim As Syariah, ia menjelaskan bahwa seumpama sebagian manusia tercukupi urusan dunianya maka muncul keinginan dirinya untuk berbuat kejahatan yang mampu menghancurkan negara dan keberlangsungan umat manusia.
Baca selengkapnya di sini