Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
kekerasan seksual

kekerasan seksual

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

Yusup Nurohman by Yusup Nurohman
26/07/2022
in Kolom, Tajuk Utama
6 1
0
7
SHARES
139
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Fakta mengejutkan lainya adalah pesantren ini masih abu-abu di mata masyarakat. Meskipun sudah berdiri sejak lama, tetapi fakta mencatat pesantren Shidiqqiyah tidak terafiliasi dengan ormas Islam seperti NU atau Muhammadiyah. Lalu apa yang mereka ajarkan? Seperti yang kita ketahui pesantren Shiddiqiyyah mengajarkan thariqah, yaitu thariqah Shiddiqiyah.  Pesantren Shiddiqiyyah juga tidak termasuk dan tidak berafiliasi dengan Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah atau organisasi keagamaan milik NU, yang para anggotanya berfokus pada penerapan ajaran-ajaran thariqah.

Realitas di atas mengindikasikan pesantren Shiddiqiyyah dipertanyakan kredibilitasnya hingga cap radikal muncul di berbagai opini masyarakat. Hal itu dilandasi atas fenomena kekerasan seksual hingga ajaran kekerasan dan objektifikasi nilai apa yang diajarkan kepada santrinya. Padahal, pesantren dan ajaran agama selalu menuntun kita pada ajaran yang santun, sejuk, dan penuh kelembutan.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Kemudian, indikasi teks agama yang diterjemahkan secara leteral membuat orang terjebak pada agama yang praktis dan instan. Realitas ini banyak dimanfaatkan oleh tokoh yang berkedok agama. Pengabsahan agama yang diterima secara mentah-mentah oleh orang yang menerima internalisasi agama secara keliru sering menjadi celah masuknya paham radikalisme di institusi sosial-keagamaan. 

Lantas bagaimana langkah yang bisa dibuat untuk meminimalisasi adanya kekerasan seksual di lingkup pesantren? Maka untuk meminimalisasi tindak asusila dan kekerasan seksual di lingkup pesantren sekiranya perlu dibuat kerangka eksternal dan internal berkaitan dengan penanggulangan kasus ini 

Kerangka eksternal meliputi peningkatan, pengetatan dan pengawasan terhadap tata tertib pesantren dan tata laksana pedoman yang mengatur pemulihan korban. Bahkan sebisa mungkin dibuat kebijakan mengenai sosialisasi definisi mengenai kekerasan seksual itu sendiri. “Kalau tidak, bagaimana bisa orang tahu bahwa yang diatur adalah pelecehan atau kekerasan seksual”.  

Selain itu penyediaan bantuan konseling dari biro psikologi atau visum fisik dan psikologis juga perlu diadakan di lingkup pesantren. Ini perlu diperhatikan, hal itu dikarenakan kerugian yang dialami korban kekerasan seksual tidak hanya material, tetapi juga non-material. Dampak traumatis dan stigma masyarakat mengenai korban menambah perasaan sedih mendalam dari para korban. Terlebih jika kita berkaca pada kasus tersebut adalah golongan santriwati yang jauh dari hingar-bingar dunia luar.

Penguatan kerangka eksternal tersebut dapat memperkuat kerangka internal seperti menguatkan solidaritas setiap kelompok dan selalu waspada bahwa kekerasan seksual bisa terjadi kepada siapapun dan kapanpun. Penguatan solidaritas kelompok bertujuan untuk memperkuat integritas sehingga terbentuk sikap anti kekerasan dan melindungi para korban.

Peristiwa kekerasan seksual di pesantren membuka pandangan baru dalam masyarakat. Di zaman yang ditandai oleh pesatnya dunia mistik-spiritual dalam kehidupan sosial manusia modern, maka masyarakat harus berhati-hati dan memfilter ideologi, dogma dan aliran yang ada dalam masyarakat. 

Masyarakat harus jeli dalam mengecek kredibilitas pesantren, baik dari segi pendiri, latar belakang dan ritus-ritus ibadah didalamnya. Apakah kegiatan dan kehidupan di dalamnya sesuai dengan syariat agama atau tidak? Supaya fenomena kekerasan seksual dan jatuhnya korban tidak terjadi lagi.  

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Kekerasan SeksualPelecehanPesantrenSantriShiddiqiyyah
Previous Post

Indonesia Teladan Cerabut Akar Islamophobia

Next Post

Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia, Tapi..

Yusup Nurohman

Yusup Nurohman

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
penolakan ceramah

Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia, Tapi..

al-qur'an sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (1)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.