Islamina.id – Al Qur’an banyak mengkisahkan Umat terdahulu, mulai orang yang baik prilakunya, maupun orang yang kurang terpuji perangainya, seperti salah satu anaknya Nabi Nuh AS. Ia merasa banyak pengetahuan maupun pengalaman, tidak mau menerima ajakan ayahnya untuk mengikuti ajaran-ajarannya.
Ketika banjir sudah didepan mata pun, ia tidak mau ikut ke dalam kapal, dengan kesombongannya mengatakan:
“Aku akan mengungsi ke gunung agar terhindar dari banjir” tuturnya dengan percaya diri.
“Hari ini tidak akan ada yang selamat, kecuali orang-orang yang dikasihi oleh Tuhan” Nasehat Nabi Nuh kepada puteranya.
Kisah Anak Durhaka
Kisah ini tercantum dalam Al Qur’an, Surat Hud, ayat 42-43 yang berbunyi:
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ (42) قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (43(
Artinya:
dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir(42)Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.(43)
Menurut Hani’ Al Haj Dalam kitabnya, Miatu Qisah min Nihayah al Madhlumin menceritakan bahwa Nabi Nuh berharap puteranya yang bernama Kan’an yang memperlihatkan keimanan, tapi di dalam hatinya menyembunyikan kekafirannya, didekati dan dinasehati oleh Nabi Nuh, karena ia berkeyakinan puteranya termasuk orang yang beriman,