Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang terus memberikan Kesehatan dan kemampuan kepada kami redaksi Islamina untuk tetap istiqamah menerbitkan bulletin Islamina hingga edisi No. 53 ini. Pada edisi kali ini, Islamina ingin memotret kejadian yang baru-baru ini terjadi tentang konflik di Bitung yang mempertemukan dua entitas kelompok yang berbeda. Tentu saja konflik ini harus dipotret dengan begitu baik karena framing yang muncul adalah persoalan yang digiring ke arah lebih besar semisal konflik agama.
Persoalan yang terjadi di tingkat lokal dan kasuistik terkadang berdamapak besar ketika digiring dalam ruang dan dimensi yang lebih luas semisal konflik agama. Karena itu, melalui edisi No. 53 ini, Islamina memberikan insight yang lebih obyektif bahwa toleransi sejatinya harus dibangun atas prinsip kejujuran. Jika tidak, toleransi yang terjadi adalah semu belaka yang ketika ada momentum tertentu akan membangkitkan konflik dalam skala lebih besar. Semua pihak harus menahan diri dalam kasus Bitung dengan tidak menunggangi dalam perspektif yang penuh kebencian dan meluas. Kualitas toleransi di Bitung diuji betulkah kerukunan di sana adalah sebuah way of lif masyarakat atau sekedar kerukunan yang semu ?
Akhir kata, kami mengucapkan selamat membaca