Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kunci Mendaki Puncak Spiritualitas: Belajar Dari Muhammad Dan Sang Buddha

Kunci Mendaki Puncak Spiritualitas: Belajar Dari Muhammad Dan Sang Buddha

Kunci Mendaki Puncak Spiritualitas: Belajar Dari Muhammad dan Sang Buddha

Abd Malik by Abd Malik
20/03/2021
in Kolom, Tajuk Utama
13 1
0
14
SHARES
274
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Lebih dari seribu lima ratus tahun yang lalu di negeri yang tandus dan gersang dengan lautan gurun pasir yang membentang, seorang pembwa kabar kebenaran dilahirkan. Kehadirannya mampu menyinari masa suram kehidupan masyarakat jahiliyah dan semesta pada umumnya. 

Dialah Muhammad pembawa risalah umat, penggugah hati manusia dan penggembira bagi orang yang terpinggirkan. Muhammad lahir bagaikan sinar yang ditunggu oleh masyarakat Arab yang termarginalkan oleh kekuasaan manusia yang serekah. 

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Sejarah lain mencatat lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu lahirlah seorang bijak yang kedatangannya telah ditunggu oleh manusia yang merasa terbelenggu dengan penderitaan hidup. Dialah orang yang bangkit, bangun (Buddha) dari tidur lelap manusia yang penuh dengan keserakahan. Seorang Buddha Gaotama datang membebaskan manusia dari penderitaan menghadapi hidup. 

Dua kelahiran manusia suci yang luar biasa tersebut bagi pemeluknya dirayakan sebagai bagian tradisi suci dalam agama masing-masing. Islam merayakan kelahiran sang nabi yang agung, Muhamamd, melalui momentum Maulid Nabi. Dalam tradisi umat Buddha kelahiran Sang Pencerah dirayakan melalui hari Suci Waisak untuk mengenang kelahiran dan sejarah pencerahan sang Buddha.

Sebelum Saya membahas ada nilai yang sama dari dua tokoh ini untuk diambil sebagai pelajaran penting dalam kehidupan, ada beberapa hal yang membedakan Muhammad dengan Buddha Gaotama. Muhammad dalam sejarah agama dikenal sebagai pewaris dari tradisi semitik (Abrahamic Religion). Sedangkan Buddha adalah tokoh dari dunia Timur yang tidak ada kaitan secara genealogis dan teologis dengan tradisi semit. 

Beberapa pendapat mengatakan bahwa Buddha lebih menekankan pada aspek filosofis, sehingga tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa ajaran Buddha sebagai sebuah ajaran filosofis, tidak lebih dari itu. Sedangkan Muhammad adalah Nabi agung dengan perangkat wahyu yang menuntunnya dalam membangun sebuah peradaban termegah pada zamannya. 

Namun, patut dicatat keduanya adalah tokoh yang merubah sejarah peradaban manusia. Huston Smith menyanjung Sang Budhha sebagai tokoh filsuf-sang rasionalis- yang setaraf dengan Scorates. Sedangkan Muhamamd, Michael Hart mencantumkanya pada urutan pertama rangking The 100 ;  A Ranking Of The Most Influential Person’s In History. 

Musuh Terbesar adalah Nafsu 

Saya ingin melihat suatu ajaran yang sama dari kedua tokoh ini yang mampu menggerakan perubahan intrinsik dalam diri manusia yang dapat dieksternalisasi menjadi perubahan sosial dan bahkan peradaban. Keduanya memulai dari perubahan dalam diri. Dengan kata lain, perubahan sosial yang diajarkan keduanya dimulai dari pengajaran nilai spiritual. Bagaimana meraih perubahan spiritual? 

Sang Buddha pernah berkata “jika seseorang dapat menaklukkan dirinya sendiri, maka sesungguhnya ia seorang penakluk yang terbesar. Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik dari pada menaklukkan makhluk-makhluk lain, orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri selalu mengendalikan diri”. (Dhammapada 103-104). Begitu pula Muhammad ketika ditanya oleh para sahabat tentang jihad yang teramat besar, pernah bersabda perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu (HR Baihaqi). 

Dua petikan sabda dari dua tokoh bijak nan suci itu pada prinsipnya hendak mengatakan kendalikan hawa nafsumu yang serakah yang dapat mendorong perbuatan kejahatan. Manusia harus mampu melawan dirinya sendiri dengan mampu mengelola keinginan, bukan diperalat oleh nafusnya. 

Puncak dari keburukan dalam pandangan Buddha adalah takluknya manusia terhadap keinginan (Tanha). Begitu juga Muhammad mengatakan segala bentuk kejahatan termasuk perang disebabkan karena menangnya nafsu buruk manusia terhadap kekuatan hati dan batin mereka. Seandainya manusia bisa menahan keinginannya istilah kekerasan, konflik, teror, peperangan semestinya tidak lagi mejadi pembendaharaan kata manusia. 

Page 1 of 2
12Next
Tags: Belajarbudhakunci spiritualitasmuhammad
Previous Post

Asyiknya Belajar Qira’at Sab’ah

Next Post

Membangun Agama Kerakyatan

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Mengenal Istilah Penting Seputar Khalifah Dan Khilafah

Membangun Agama Kerakyatan

Eksistensi Dan Peran Ulama Perempuan

Inspirasi Surat Al Ashr tentang Kategori Orang yang Beruntung

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.