Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kunci Mendaki Puncak Spiritualitas: Belajar Dari Muhammad Dan Sang Buddha

Kunci Mendaki Puncak Spiritualitas: Belajar Dari Muhammad Dan Sang Buddha

Kunci Mendaki Puncak Spiritualitas: Belajar Dari Muhammad dan Sang Buddha

Abd Malik by Abd Malik
20/03/2021
in Kolom, Tajuk Utama
13 1
0
14
SHARES
274
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Alienasi Masyarakat Modern 

Zaman begitu cepat berlalu meninggalkan sisa romantisme kemukjizatan agama. Dimensi sakralitas suasana relijius telah punah, bahkan hancur sejak abad 16 dimulai. Peradaban modern dengan benih-benih pemikiran yang rasional meninggalkan kepercayaan kepada hal yang dianggap bersifat mitologis dan menunjukkan ketidakdewasaan manusia. 

Dalam alam pikiran modern, dunia seakan tidak lagi digerakkan oleh kekuatan di luar kekuatan manusia (Supreme being), tetapi akal manusialah yang telah menguasainya. Abad rasio (Age of Reason), begitu orang-orang menyebutnya, dipercayai akan membawa kesejahteraan manusia dalam mengatur dunianya sendiri. Dengan semangat “Sapere aude” manusia melangkah optimis dengan kemampuannya sendiri.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Nalar manusia modern mendorong perubahan di berbagai aspek dengan kemajuan yang begitu pesat baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Kehidupan manusia tidak lagi dianggap sebagai rentetan misteri yang tidak bisa dipecahkan. Segala sesuatu telah mampu diprediksikan dengan kalkulasi matematis dan positivistik. 

Kepercayaan manusia kuno tentang doa-doa dan permohonan keselamatan terhadap kekuatan di luar dirinya sudah tidak laku lagi. Bahkan spiritualitas tentang diri dan Tuhan menjadi lenyap di telan rasionalitas. Itulah abad modern.

Namun, apa yang menjamin kemajuan yang telah dicapai peradaban manusia dalam ketenangan diri dan kebahagiaan hidup? Penderitaan manusia masih ada karena ketulian batin dan kebodohan hati mereka. Manusia dengan keserakahannya saling berlomba untuk merebut dan menguasai lainnya. 

Dalam konteks saat ini, kasus perang, teror, kekerasan, hujatan dan makian masih menjadi derita manusia. Penderitaan manusia modern lebih kejam dan sadis dari pada masyarakat purba dan tradisional. Manusia terhimpit di tengah kemajuan yang diciptakkannya sendiri, sementara mereka merasa teralienasi dalam kehidupan yang serba mekanistik. 

Kembali ke Spiritualisme

Abad modern dan pasca modern tidak jauh berbeda dengan masyarakat tradisional. Penderitaan dan kebodohan disebabkan manusia mengumbar hawa nafsu dan keinginannya. Menghilangkan penderitaan hidup ini, manusia harus bisa menghilangkan kebodohan hati, ketulian batin dan kserakahannya. Manusia harus kembali kepada spiritualisme yang menyucikan batin. 

Saat ini orang-orang Eropa (Barat) mengimpikan suasana ketimuran yang sarat spritualisme, karena mereka yakin budaya matrealisme dan republikanisme Barat akan bisa didinginkan oleh tradisi spritualisme dunia Timur. Masyarakat modern mulai belajar pentingnya mencapai dan mendaki puncak spiritualitas sebagai kunci kebahagiaan. 

Nampaknya, kita harus belajar dari dua tokoh suci seperti Muhammad dan Sidharta Gaotama. Menghilangkan penderitaan diri manusia adalah kembali memerangi keinginan diri dan hawa nafsu yang membelenggunya. 

Rasanya kita patut untuk merenungkan kembali pesan bijak dari dua tokoh yang berasal dari dunia Timur ini. Mulailah berpikir dan memperbaiki dari diri kita sendiri. Satu pesan yang tidak bisa dilupakan “kendalikan keinginan dan hawa nafsumu” jika ingin membawa perubahan yang besar dalam hidupmu yang lebih bermakna.  

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Belajarbudhakunci spiritualitasmuhammad
Previous Post

Asyiknya Belajar Qira’at Sab’ah

Next Post

Membangun Agama Kerakyatan

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Mengenal Istilah Penting Seputar Khalifah Dan Khilafah

Membangun Agama Kerakyatan

Eksistensi Dan Peran Ulama Perempuan

Inspirasi Surat Al Ashr tentang Kategori Orang yang Beruntung

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.