Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Gagasan Gus Dur tentang Etika Sosial

Gagasan Gus Dur tentang Etika Sosial

Memahami Gagasan Gus Dur tentang Etika Sosial (2)

Saidun Fiddaraini by Saidun Fiddaraini
13/02/2022
in Kolom, Tajuk Utama
4 0
0
3
SHARES
62
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Dari paparan tulisan sebelumnya, dapat dipahami bahwa akhlak dalam kacamata pemikiran Gus Dur, bukan sekadar berkutat pada ranah ukhrawi semata, melainkan juga duniawi. Sebab, Gus Dur mengartikan akhlak lebih transformatif disesuaikan dengan konteks kehidupan masyarakat, terutama masyarakat Indonesia dan kondisi umat manusia pada umumnya.

Kedua, etika sosial Gus Dur dibangun atas dasar kemanusiaan. Sudah mafhum diketahui bahwa Gus Dur, termasuk orang yang gencar mengampanyekan tentang humanisme dalam setiap kesempatan. Bagi dia, merawat serta menjaga nilai-nilai humanisme merupakan suatu keniscayaan guna melahirkan keharmonisan hubungan antarumat beragama. Jika sampai rusak keharmonisan tersebut, akan sangat sulit untuk dipulihkan kembali.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Artinya, Gus Dur tidak memandang manusia dari mana asal dan latar belakangnya, juga siapapun dan di manapun dia berada. Akan tetapi, bagi dia, manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang patut dimuliakan karena sifat kemanusiaannya tersebut. Sebagaimana Tuhan menghormati dan mengasihi makhluk-Nya, Gus Dur pun juga ingin demikian.

Dalam memandang manusia sebagai manusia seutuhnya, Gus Dur, menyitir ayat Al-Quran surat Al-Hujarat, yaitu:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kami saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujarat: 13)

Lafaz “li ta’arafu” (saling mengenal), oleh Gus Dur dimaknai tidak sekadar mengetahui nama, alamat rumah, nomor telepon atau mengenal dan mengetahui wajah dan bagian-bagian tubuh lain. Akan tetapi, lebih dari itu, saling mengenal adalah memahami kebiasaan, tradisi, adat-istiadat, pikiran, hasrat-hasrat yang lain, yang berbeda, dan yang tak sama. Lebih jauh lagi, “li ta’arafu”, berarti agar kalian saling menjadi arif bagi yang lain, menjadi bijaksana dan rendah hati. (Husein Muhammad, Sang Zahid Mengarungi Sufisme Gus Dur, hal. 52)

Untuk itulah, Gus Dur, acap memperjuangkan hak-hak manusia yang dipasung, ditindas, dan didiskriminasi. Artinya, manusia bukan sekadar dihargai dan dihormati, melainkan juga diperjuangkan hak-haknya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di tengah masyarakat. Ambillah contoh, tatkala pengikut Ahmadiyah diusir dan masjid-masjid mereka dirobohkan, Gus Dur hadir bersama mereka. Begitu pula ketika gereja-gereja dilempari batu, ia berteriak dengan lantang “jangan”. Perilaku ini merupakan wujud konkret Gus Dur dalam memperjuangkan kemanusiaan.

Page 1 of 2
12Next
Tags: AkhlakEtikagus durHumanisislam dan sosialKH. Abdurrahman Wahid
Previous Post

Memahami Gagasan Gus Dur tentang Etika Sosial (1)

Next Post

Wayang: Sempat Dilarang, Akhirnya Disayang

Saidun Fiddaraini

Saidun Fiddaraini

Alumni PP. Nurul Jadid, Paiton dan sekarang mengajar di PP. Zainul Huda, Arjasa, Sumenep.

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Wayang Sempat Dilarang Akhirnya Disayang

Wayang: Sempat Dilarang, Akhirnya Disayang

Pesantren Teroris | Bulletin Islamina Vol. 3 No. 21

Pesantren Teroris: Sebuah Pembajakan Pesantren

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.