Kata doa dalam bahasa Indonesia berasal dari kosa kata bahasa Arab: da’a-yad’u-du’a yang berarti memanggil, mengajak, mengundang, menyeru, atau memohon. Istilah doa dalam agama Islam dimaksudkan sebagai salah satu amalan keagamaan ketika memanggil nama Allah dan mengajukan permohonan kepada-Nya dengan khidmat. Doa sangat penting dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW menyebut doa sebagai inti ibadah seperti yang terungkap dalam sabdanya, “addu’a mukhkhul ibadah”; doa adalah saripati ibadah. Menurut riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW menyatakan bahwa, “Tiada sesuatu pun yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa” (HR Attirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Bagi orang beriman doa memiliki fungsi dan makna yang sangat penting. Pertama, orang yang berdoa berarti menghadap kepada Allah SWT, memanggil nama-Nya dan mengajukan permohonan kepada-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang senantiasa membutuhkan-Nya.
Kedua, dengan berdoa menunjukkan bahwa dirinya tidak sombong kepada Allah. Hanya orang-orang yang sombong kepada Allah yang tidak mau menghadap, memanggil, dan mengajukan permohonan kepada-Nya. Manusia yang tidak mau berdoa dan tidak meyakini pentingnya doa cenderung untuk menilai dirinya sanggup mengatasi berbagai problem kehidupan tanpa keterlibatan Allah.
Ketiga, berdoa membawa manusia kepada keseimbangan, kematangan, dan kedewasaan dalam menyikapi perbuatan Allah dan perbuatan dirinya. Manusia memiliki tujuan hidup dan memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun dalam kenyataan, tidak sedikit manusia yang gagal meraih cita-cita dan tujuan hidupnya karena adanya faktor di luar kemampuan dirinya, yakni kehendak mutlak Tuhan. Doa menyadarkan manusia tentang adanya kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan di luar kekuasaan dan kehendak manusia.
Di dalam Al-Qur’an terdapat landasan filosofis terkait doa, Allah SWT memanggil manusia secara universal seperti yang disebutkan di dalam Surat Fatir (35) ayat 15:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Artinya: “Wahai manusia, kalian semua membutuhkan Allah, sedangkan Allah Mahakaya (tidak membutuhkan sesuatu pun dari manusia) lagi Maha Terpuji”.
Ayat ini menjelaskan ketergantungan manusia kepada Allah dengan menggunakan ungkapan “antum al fuqara’”, kalian semua membutuhkan Allah. Ungkapan ini menjadi kata kunci dalam memahami alasan mengapa manusia perlu berdoa. Secara universal, manusia adalah makhluk yang membutuhkan bimbingan, arahan, ampunan, perhatian, kasih sayang, cinta, perkenalan, kerelaan, rizki, dan pertolongan Allah dalam setiap fase kehidupannya. Lebih-lebih pertolongan itu sangat dibutuhkan ketika manusia berada dalam perjalanan “mudik” kepada Allah.