Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Membaca Kondisi Psikis Pelaku Teror Secara Islami

Membaca Kondisi Psikis Pelaku Teror Secara Islami

Membaca Kondisi Psikis Pelaku Teror Secara Islami

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
30/03/2021
in Gaya Hidup, Kesehatan, Tajuk Utama
5 0
0
5
SHARES
100
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” [Q.S. Ali ‘Imrān: 159]

Dari dua ayat Alquran diatas, seorang Muslim yang taat atau menjalankan perintah Allah SWT. yaitu dengan menjadi rahmat untuk saling mengasihi atau berbuat kebaikan. Adapun ketika bersikap keras atau kasar, sudah pasti akan dijauhi dan tidak disukai. Lalu, apakah pelaku teror tidak membaca dan mengimplementasikan perintah Allah pada dua ayat tersebut? 

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Untuk menjawab pertanyaan itu, perlu kita membaca kondisi psikis pelaku teror terlebih dahulu. Rena Latifa dalam Jurnal Psikologika membagi empat ciri kepribadian pelaku teror, diantaranya: [1] mental ‘perusak’ dan ‘sakit’, [2] memiliki emosi tidak stabil, [3] inferioritas (rendah diri yang kompleks), dan [4] mempunyai motif balas dendam (Latifa, 2012). Kondisi psikis teroris diketahui minim kemampuan dalam mengendalikan impuls agresi, tak memiliki empati kepada para korbannya, mental dan cara berpikir sangat fanatik ideologi tertentu, dan serta cara pandang yang utopis (De la Corte, 2006). Namun demikian, belum ada kejelasan apakah kepribadian tersebut merupakan karakter yang telah ada sejak kecil atau karakter itu terbentuk oleh pengalaman hidupnya sampai ia menjadi seorang teroris. 

Penelitian yang dilakukan oleh Sageman pada pelaku teroris al- Qaeda, menggambarkan pola interaksi pemuda Muslim dengan kelompok jihadis bisa membuatnya memiliki pemahaman radikal. Bentuk-bentuk indoktrinasinya dengan membangun mental yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi dan mempersiapkan mereka untuk terlibat pada ‘criminal activity‘ (Sageman, 2004). Tentunya, hal tersebut sangat membahayakan orang lain. Ada suatu keberanian yang sangat besar dalam diri calon atau pelaku teror. 

Dalam tahap itu, seharusnya seorang anak atau pemuda Muslim — melalui orang tua dan kerabat — mampu memilah guru atau pendidik yang berwawasan visioner seperti Nabi Muhammad SAW. Kemudian memiliki pemahaman wasaṭiyyah (moderat) dalam menjelaskan pemahaman agama. Kondisi mental pelaku teror jauh dari visioner dan wasaṭiyyah, sehingga kemungkinan bukan termasuk bagian dari Islam lagi, melainkan masuk kategori murtad.

Baca Juga: Mencegah Ekstremisme dan Terorisme


Referensi:

Edward Newman. “Exploring the ‘root causes’ of terrorism.” Studies in Conflict and Terrorism. Vol. 29. (2006). 
Gordon. W. Allport. The Nature of Prejudice. (Boston: The Beacon Press, 1954). 
Luis de la Corte. “Explaining Terrorism: A Psychosocial Approach.” Perspectives on Terrorism. Journal of The Terrorism Research Initiative. Vol 1, No 2 (2007).
Rena Latifa. “Penanganan Terorisme: Perspektif Psikologi.” Jurnal Psikologika, Vol. 17, No.2 (2012).

Page 2 of 2
Prev12
Tags: ekstremismefaham radikalJihadPsikologiRadikalradikalismeTeroris
Previous Post

Apa Benar Al-Qur’an Menyeru Untuk Jadi Teroris?

Next Post

Agama Sebagai Medium Humanisasi

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Edisi September 2
Bulletin Islamina

Maulid dan Budaya Populer

20/09/2024
Edisi September 1
Bulletin Islamina

Menerka Misi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

05/09/2024
Next Post
Agama Sebagai Medium Humanisasi

Agama Sebagai Medium Humanisasi

Jangan Berlebihan Dalam Menyikapi Isu-isu Islam Dan Komunisme

Islam Melarang Terorisme, Apapun Alasannya

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.