Islamina.id – RAQQA, ibu kota negara bernama ISIS, akhirnya jatuh setelah tiga tahun pendudukannya oleh ISIS sejak Januari 2014, menyusul jatuhnya Mosul oleh pasukan Irak. Sekarang wilayah yang dikuasai ISIS telah menyusut jauh, hanya menyisakan beberapa kantong di Suriah dan Irak yang bergelut dalam pertempuran defensif yang ditakdirkan untuk kalah.
Jatuhnya ISIS mengakhiri salah satu babak berdarah di Timur Tengah, di mana organisasi teroris itu mencoba membajak panji-panji terorisme dari organisasi-organisasi lain di satu sisi, dan berusaha memaksakannya terhadap suatu kawasan dan bahkan seluruh dunia pada suatu periode zaman dengan menyajikan cara-cara paling brutal dan destruktif dari Abad Pertengahan di sisi lain.
Di sisi lain, ISIS telah menempatkan di atas daftar aktivitas terorisme, mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, berbagai upaya untuk merebut seluruh bumi dan mencoba membangun negara di atasnya, dibandingkan dengan organisasi-organisasi teroris lain yang berusaha menjalankan aksi-aksi terornya di daerah-daerah suatu negara tertentu, yang merupakan cara mereka untuk berkuasa.
Pertanyaannya, apa yang akan dilakukan ISIS yang telah kehilangan sekitar 80.000 ekstremis dan mengalami kegagalan dalam percobaan mereka di dunia terorisme? Apakah situasi ini akan mendorong mereka untuk kembali ke pangkuan organisasi-organisasi teroris lain, seperti Al-Qaeda, atau mendorong mereka untuk kembali ke pangkuan organisasi teroris pertama, yang diwakili Ikhwanul Muslimin, atau akan mencari jalan lain?
Tampaknya memang terlalu dini untuk menentukan masa depan ISIS pasca keruntuhannya. Masih ada napas-nafas yang tersisa, dan saat ini para pemimpin organisasi tersebut mungkin sedang terengah-engah untuk bertahan hidup sembari berusaha membangun strategi baru untuk menghadapi kenyataan baru. Sejauh ini, jatuhnya ISlS telah membawanya kembali ke agenda sebelum 2014, yaitu ketika organisasi teroris tersebut menguasai Raqqa dan Mosul, menghilangkan perbatasan antara Suriah dan Irak, dan Abu Bakar al-Baghdadi berdiri di atas mimbar memberitahukan kepada dunia tentang berdirinya negara khilafah.