Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Mempertimbangkan Gagasan Eco-theology

Mempertimbangkan Gagasan Eco-theology

Mempertimbangkan Gagasan Eco-Theology

Hatim Gazali by Hatim Gazali
28/05/2020
in Gagasan
12 0
0
12
SHARES
247
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Krisis Lingkungan kini menimpa jagad raya ini. Kerugian lingkungan akibat Tsunami dan gempa bumi yang menimpa Nangroe Aceh Darussalam yang terjadi beberapa tahun lalu sungguh sangat besar. Badan PBB untuk Program Lingkungan Hidup (UNEP) memperkirakan kerugian Indonesia disektor lingkungan hidup akibat tsunai mencapai 675 juta dollar AS atau setara dengan sekitar RP. 6 triliun. Tak itu, kerusakan lingkungan juga menjadi gejala umum hampir seluruh daerah di Indonesia, bahkan di dunia.

Banjir, tanah longsor, polusi, ketidakmenentuan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini. Ibu kota Jakarta, bahkan halaman Istana Negara pun tak luput dari sentuhan bencana alam. Alam yang mulanya bersahabat dengan manusia, bahkan diperuntuhkan untuk manusia dalam batas-batas tertentu justru bersifat destruktif dan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan manusia.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Ini belum ditambah dengan krisis ekonomi, politik, budaya, kesehatan yang menimpa dunia ketiga, termasuk Indonesia. Semua krisis tersebut kalau menggunakan pandangan R.F Schumacher dalam A Guide for the perplexed (1981) sebagai akibat dari krisis spiritual dan krisis pengenalan kita terhadap Tuhan yang berkaitan dengan kepercayaan (belief) dan makna hidup (meaning of life). Bencana alam akibat krisis lingkungan yang datang silih berganti sesungguhnya merupakan peringatan bagi segenap manusia untuk mereoreintasi hidup yang terus melakukan pengrusakan terhadap alam. Itu terjadi karena perliku manusia yang tidak bertanggungjawab.

Padahal, anjuran melestarikan lingkungan merupakan ajaran yang sangat purba, dan fundamental dari agama. Ini dapat kita cermati dari kasus kejatuhan Adam ke muka bumi ini. Konon, dalam doktrin legend of te fall dijelaskan bahwa Adam tersingkir dari tanah surga yang penuh dengan estitka dan kedamaian, rindang, subur ke muka bumi yang gersang karena tidak mengindahkan ajaran tuhan, yakni kearifan ekologis. Adam dan Hawa (Eva) memakan dan merusak buah dan pohon khuldi (QS.2:35-39). Dari ini, dapatlah dipahami bahwa menjaga lingkungan hidup merupakan doktrin agama yang purba.

Doktrin tersebut telah menempatkan kesadaran dan pemeliharan ekologi sebagai hal utama setelah teologi. Namun, seiring dengan perkembangan manusia, ajaran tersebut semakin terlupakan dan tersingkir ditengah kehidupan kita. Pengrusakan lingkungan, pembakaran hutan, penebangan pohon secara liar dan eskploitasi kekayaan alam secara besar-besaran adalah dianggap abash.

Itu semua terkadang dilakukan dengan dalih bahwa alam semesta telah diciptakan hanya semata-mata hanya demi kepentingan manusia. Sementara, manusia yang mendapat mandat sebagai “khalifah di muka bumi (khalifah fiy al-ardh, QS; 2: 30) seolah-olah di perkenankan melakukan eksploitasi dan pemerkosaan terhadap alam semesta. Padahal, konsep khalifah (aktif memakmurkan bumi) dalam islam tidak pernah otonom. Disamping sebagai khalifah, manusia juga menerima predikat sebagai hamba Allah (Abdullah, pasif menerima aturan Allah) yang seyogyanya melestarikan dan memafestasikan ajaran dan sifat-sifat Tuhan dimuka bumi ini.

Karena itulah, pengrusakan terhadap alam semesta sama sekali tidak mendapat landasan teologisnya. Memelihara lingukungan justru merupakan panggilan teologis yang sangat mulia. Kita sudah semestinya kita memikirkan ulang terhadap kerusakan lingkungan yang sedemikian parah ini dan melakukan langka-langka strategis guna menyelamatkan kehidupan manusia.

Untuk langkah tersebut, usaha menapak tilas pola hiddp orang-orang bijak dan mistikus islam, disana akan dijumpai begitu kecintaan mereka terhadap alam lingkungannya sungguh luar biasa. Lihatlah, Sa’di, penyari Persia yang bersenandung:  “Aku gembira dengan kosmos/aku mencintai seluruh dunia/karena dunia milikNya”. Penyair lainnya, seperti Yusuf Emre, dengen puitis menyimbolisasikan fakta ekologi dengan realitas alam surgawi, “Semua sungai yang ada di sorga/mengalir dengan kata Allah, Allah/Dan setiap burung Bulbul bercumbu dan menyanyikan nada: Allah, Allah”.

Page 1 of 2
12Next
Previous Post

Menyikapi Hal yang Dianggap Benar

Next Post

Dibutuhkan Ulama Perempuan

Hatim Gazali

Hatim Gazali

Pemimpin Redaksi Islamina.id | Dosen Universitas Sampoerna | Ketua PERSADA NUSANTARA | Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Dibutuhkan Ulama Perempuan

Dibutuhkan Ulama Perempuan

Beragama Dengan Santun, Bukan Dengan Kekerasan

Beragama Dengan Santun, Bukan Dengan Kekerasan

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.