Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Mempertimbangkan Gagasan Eco-theology

Mempertimbangkan Gagasan Eco-theology

Mempertimbangkan Gagasan Eco-Theology

Hatim Gazali by Hatim Gazali
28/05/2020
in Gagasan
12 0
0
12
SHARES
247
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Eco-theology

Sayyid Hussein Nasr dalam Man and Nuture: Crisis of Modern Man sebagaimana dikutip Ihsan A. Fauzi (1994) menjelaskan bahwa ada dua hal yang perlu dirumuskan sehubungan dengan krisis lingkungan. Pertama, formulasi dan upaya untuk memperkenalkan sejelas-jelasnya, dalam bahasa kontemporer, hikmah perenial Islam (hikmah khalidah/scientia sacra, “philosophia perennis) tentang tatanan alam, signifikansi religiusnya, dan kaitan eratnya dengan setiap fase kehidupan manusia.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Kedua, menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran ekologis yang berspektif teologis (eco-theology), dan jika perlu, memperluas wilayah aplikasinya sejalan dengan prinsip syariah itu sendiri.

Dalam kerangka itulah, membangun sebuah teologi yang berbasis kesadaran dan kearifan eskologis—yang kerap disebut sebagai eco-theology—merupakan sebuah kebutuhan mendesak yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Untuk keperluan itu, ada tiga hal penting yang perlu ditegaskan. Pertama, menempatkan persoalan lingkungan sebagai bagian dari agama. Dalam kitab al-Muwafaqat, Abu Ishaq al-Syatibi membagi lima hal yang menjadi tujuan hukum islam (maqashid al-syariah); 1) menjaga agama (hifdz al-din), 2) memelihara jiwa (hifdz al-nafs), 3) memelihara akal (hifdz al-‘aql), 4) memelihara keturunan (hifdz al-nasl), dan 5) memelihara harta benda (hifdz al-mal). Pertanyaannya, bagaimana dan dimana posisi pemeliharaan ekologi (hifdz al-alam) dalam islam?

Untuk menjawab itu, Yusuf Qordowi dalam Ri’ayah al-Bi’ah Fiy Syari’ah al-Islam (2001) menjelaskan pemeliharaan lingkungan setara dengan mawashidus syariah yang lia tadi. Selain al-Qardawi, Al-Syatibi menjelaskan bahwa sesungguhnya maqasid al-syari’ah merupakan keharusan untuk menegakkan kemaslahatan-kemaslahatan agama dan dunia, dimana kalau prinsip-prinsip itu ditinggalkan maka kemaslahatan dunia tidak akan berdiri dengan tegak, sehingga mengakibatkan kerusakan dan hilangnya kenikmatan bagi seluruh kehidupan manusia.

Kedua, ajaran Taoisme tentang Yang juga dapat memberi kearifan. Yang digambarkan sebagai agresif, maskulin, kompetitif, rasional. Sementara, Yin dilusikan sebagai konservatif, intuitif, kooperatif, feminim dan responsip. Dalam Taoisme, Yin-Yang harus berjalan secara sejajar dan seimbang sehingga memunculkan keharmonisan antara makrokosmos dan mikrokosmos.

Kenyataan bahwa kita lebih suka berpikir rasional, linier, mekanistik dan materialistik perlu mendapat keseimbangan (balance) dengan menyajikan pengetahuan yang intuitif, non-linier, koordinatif sebagai bentuk dari Yin (kearifan ekologis). Ajaran Taoisme ini kiranya penting untuk diadopsi dalam rangka menjawab krisis ekologi yang terus mengancam kita.

Terakhir, kita mungkin juga perlu mendengar fatwa Charlene Spretnak dalam The Spiritual Dimension of Green Politics. Di situ dia menekankan pentingnya pengembangan Green Politics (politik hijau), gerakan politik yang sadar ekologi. Kebijakan-kebijakan sosial-politik-ekonomi sudah semestinya mempertimbangkan persoalan lingkungan hidupnya. Sudah waktunya para pejabat negara, politisi dan partai-partai menyuarakan pentingnya kesadaran akan politik hijau atau—dalam bahasa Anthony Giddens—politik ekologis (ecological politics) ini. Wallahu a’lam

Page 2 of 2
Prev12
Previous Post

Menyikapi Hal yang Dianggap Benar

Next Post

Dibutuhkan Ulama Perempuan

Hatim Gazali

Hatim Gazali

Pemimpin Redaksi Islamina.id | Dosen Universitas Sampoerna | Ketua PERSADA NUSANTARA | Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Dibutuhkan Ulama Perempuan

Dibutuhkan Ulama Perempuan

Beragama Dengan Santun, Bukan Dengan Kekerasan

Beragama Dengan Santun, Bukan Dengan Kekerasan

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.