Walaupun tidak bisa dipungkiri, ada saja oknum yang menjadi provokator perpecahan antar masyarakat yang ada disana, mulai dari menyebarkan berita yang mengandung SARA, menjelek-jelekkan suatu agama atau suku, yang menimbulkan rasa kebencian di dalam diri mereka. biasanya oknum tersebut sangat jauh dari ajaran agama dan adat istiadat. Karena, didalam agama dan adat, bahwa toleransi menjadi poin penting dalam bermasyarakat. Jika poin itu hilang, maka akan hilang juga rasa toleransi di dalam hatinya, karena mereka merasa paling benar sendiri.
Kerukunan dan kedamaian dalam hidup dapat terwujud dengan adanya rasa toleransi dan menghargai perbedaan yang ada, seperti halnya di Mandailing Tapanuli. Rasa toleransi tersebut sangat erat terjalin antar mereka, mereka menjadikan perbedaan tersebut sebagai ajang mempererat persaudaraan. Dengan menghargai suatu kaum dengan kaum lainnya, tidak mengusik dan mengganggu, atau bahkan menjelekkan kaum tertentu.
Agama dan tradisi masih sangat dipegang erat, karena dapat menjadikan wadah persatuan dalam bermasyarakat, dengan menghargai suatu agama atau suku tertentu maka, kerukunan akan terjalin. Contohnya dalam perayaan Idul Fitri dan Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam, agama lain yang berdampingan dengan merek tetap menghargai kegiatan atau perayaan yang dilaksanakan umat Islam tersebut. Bahkan juga umat Islam mengajak bersama merayakannya seperti bersilaturahmi ke kerabat dan saudara, serta berbagi antar sesama mereka. begitu juga sebaliknya, jika umat lain merayakan hari agama mereka, maka masyarakat ikut menghargai bahkan ikut membantunya. Dengan catatan tetap ada batasan-batasan yang ada di suatu agama atau suku.
Hal ini menunjukkan bahwa kerukunan di Mandailing Tapanuli dapat terjalin karena mereka mengedepankan rasa toleransi tersebut, mengubah perbedaan menjadi wadah yang dapat mempersatukan dan mempererat rasa persaudaraan. Tidak menunjukkan rasa egois dan ingin benar sendiri yang dapat memicu permusuhan di dalam masyarakat.
Kesimpulannya adalah perbedaan bukan alasan untuk bersatu, untuk berdampingan. Karena, jika kita menyatukan perbedaan tersebut dengan rasa toleransi, maka kerukunan dan kedamaian akan terwujud. Dan jangan menjadikan perbedaan sebagai ajang perpecahan yang akan meruntuhkan rasa kemanusiaan. Lebih mementingkan kepentingan suatu kelompok dan pribadi.
Baca Juga: Toleransi Beragama dalam Perspektif Islam dan Bagaimana Implementasinya di Indonesia?