Dalam konteks ini, makna “umat terbaik” adalah “umat moderat yang adil”. Ini menunjukkan bahwa Allah Swt. mengambarkan umat Muslim dengan dua sifat sekaligus, yaitu “umat yang adil” dan “umat terbaik”. Allah telah menjadikan Islam sebagai agama moderat, dan telah memerintahkan umat Muslim untuk menjadi umat moderat yang berpijak pada keadilan, tidak hanya adil kepada diri sendiri, tetapi juga adil kepada umat-umat yang lain.
Moderasi adalah realisasi prinsip keseimbangan yang melandasi sunnah Allah dalam ciptaan-Nya. Dia berfirman, “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran,” [QS. al-Qamar: 49], yaitu dengan ukuran dan timbangan yang tepat, tidak kurang dan tidak lebih, sesuai dengan tatanan dan kehendak Allah, dan untuk suatu hikmah yang dikehendaki-Nya.
Dia berfirman, “Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan setepat-tepatnya,” [QS. al-Furqan: 2]. Artinya, sesuai dengan ketentuan, ketetapan, dan sunnah Allah yang tidak pernah berubah. Keseimbangan ini, yang pada saat yang sama berarti kesetaraan, kesepadanan antara seluruh komponen dan saling melengkapi, adalah basis tetap moderasi, dan merupakan karakteristik esensial yang mencirikannya. Kalau keseimbangan ini tidak ada, maka moderasi kehilangan unsur utamanya.
Allah telah menetapkan timbangan bagi alam semesta ini, yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui, untuk mengatur kehidupan sesuai dengan sistem Rabbani yang menggabungkan harmoni dan keselarasan, juga antara kesepadanan dan keseimbangan, yang menegaskan bahwa moderasi adalah dasar tatanan kosmis, dan merupakan salah satu elemen penciptaan.
Sistem Rabbani ini tidak hanya berlaku untuk kehidupan dan alam semesta, tetapi juga berlaku terutama untuk manusia, sehingga sistem yang sesuai bagi manusia adalah sistem moderat, yang menjadi ciri utama risalah Islam yang mencakup kaidah, dasar dan kesempurnaan hukum.
Moderasi adalah sistem Rabbani, tatanan kosmik Ilahi, dan sunnah Allah dalam ciptaan-Nya, yang selaras dengan fitrah kemanusiaan. Oleh karena itu, semua kebaikan ada di dalam moderasi yang dibawa Islam kepada seluruh manusia, di setiap waktu dan tempat.
Dengan spirit moderasi, umat Muslim akan mampu beradaptasi dengan perkembangan dan kemajuan zaman tanpa meninggalkan akar tradisinya, dan akan mampu berinteraksi dengan seluruh umat manusia tanpa kehilangan jati dirinya.[]