Rabu, Oktober 8, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Karena Kepentingan, Masjid Pun Direbut Orang

Karena Kepentingan, Masjid Pun Direbut Orang

Mengkaji Teologi Transformatif

Hatim Gazali by Hatim Gazali
05/04/2021
in Kolom, Tajuk Utama
11 0
0
11
SHARES
223
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Memang, perbedaan adalah sunnatulah dan seharusnya membawa rahmat. Namun dalam kenyataannya, perbedaan selalu memakan banyak korban. Hal ini karena tidak adanya kesadaran pluralisme dan relativisme diantara mereka. Yang ada hanyalah truth claim, vinalitas, double standar dan kepentingan kelompok.


Karena itulah menghadirkan semangat Islam yang transformatif sebagaimana pada masa rasul menjadi niscaya. Hal ini bukan berarti hendak kembali kemasa nabi. Akan tetapi mengambil spirit dan semangat perjuangan nabi, sehingga Islam tidak kehilangan signifikansinya dan mampu membawa perubahan, liberatif, emansipatif dan transformatif. Islam yang pro status qou, mapan, konservatif harus segera dikesampingkan sembari menghadirkan Islam yang dicita-cita kita semua termasuk oleh Muhammad.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Sebuah Islam yang membawa perdamaian, keselamatan, petunjuk hidup, toleran dan kontekstual. Untuk mencapai cita-cita ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.


Pertama, pemahaman tentang Islam. Artinya, kita harus sepakat bahwa Islam yang kita pahami adalah Islam yang menyejarah. Aspek historitas Islam beserta varian didalamnya juga turut mengkonstruk Islam yang ada sekarang ini. Sehingga, Islam bisa ditafsirkan sesuai dengan semangat zamannya dan menemukan kontekstualitasnya.

Tanpa memperhatikan konteks dan lokalitas tertentu, tentu Islam akan kehilangan “akar”nya ditengah-tengah masyarakat. Karena itulah, finalitas (kesempurnaan) Islam dengan berprinsip pada firman Tuhan bahwa Islam telah sempurna, final (QS.05; 03) perlu ditafsirkan ulang.


Kedua, perlu adanya kesepahaman bahwa Islam adalah salah satu fasilitas Tuhan untuk merubah tatanan dunia yang vandalistik, eksploitatif, jahiliyah. Ada banyak cara dan media bagi Tuhan untuk merubah dunia, misalnya melalui agama Kristen, Yahudi, atau kehadiran —misalnya–seorang Sidharta Gautama, Mahatma Ghandi, Karl Marx, bahkan Soekarno (QS. 35; 24).

Dan, semua media Tuhan itu mengandung pesan yang sama, yakni keselamatan dan pembebasan. Sehingga kita tidak boleh menutup mata akan kepelbagaian media yang digunakan oleh Tuhan. Kesemuanya itu pada dasarnya adalah sama (QS.05; 48, 2; 25).

Jika demikian, semua firman Tuhan harus ditafsirkan dalam kerangka pembebasan dan transformatif. Tuhan menurunkan Islam bukan untuk melanggengkan status qou, penindasan dan kemiskinan. Ia hadir tidak lain demi kemaslahatan manusia.
Ketiga, mempertegas relasi Islam dengan kekuasaan.

Dalam catatan sejarah, ketika agama “mesra” dengan kekuasaan seringkali tidak membawa dampak positif terhadap agama. Agama yang seharusnya menjadi medium protes sosial justru sebagai legitimasi bagi kepentingan penguasa.

Sebab, “ayat-ayat” agama dipandang cukup efektif dalam membius kesadaran dan kritisisme masyarakat. Maka tidaklah mengherankan manakala Marx mengatakan agama sebagai opium of society, Nietzsche berteriak lantang tentang kematian Tuhan (Death of God) dan Karen Amstrong dengan rasa skiptis mempertanyakan adakah masa depan bagi Tuhan.

Seorang teolog radikal, Thomas Altizer mengatakan bahwa kita harus menyadari bahwa kematian Allah merupakan kejadian historis, bahwa Allah telah wafat di dunia, dalam sejarah dan keberadaan kita.


Akhirnya, berkutat pada Islam klasik tanpa melakukan interpretasi terhadapnya adalah salah satu bentuk dari kejahatan, sebab mereduksi dan mendistorsi secara besar-besaran terhadap Islam itu sendiri. Wallahu A’lam

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Teologiteologi transformatiftransformatif
Previous Post

Islam Melarang Terorisme, Apapun Alasannya

Next Post

Melumpuhkan Teroris Berlebihan? Catatan untuk Munarman dan Refly Harun tentang Penyerangan Mabes Polri

Hatim Gazali

Hatim Gazali

Pemimpin Redaksi Islamina.id | Dosen Universitas Sampoerna | Ketua PERSADA NUSANTARA | Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Melumpuhkan Teroris Berlebihan? Catatan Untuk Munarman Dan Refly Harun Tentang Penyerangan Mabes Polri

Melumpuhkan Teroris Berlebihan? Catatan untuk Munarman dan Refly Harun tentang Penyerangan Mabes Polri

Infiltrasi Wahabisme Di Indonesia | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 13

Infiltrasi Wahabisme di Indonesia | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 13

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    327 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    309 shares
    Share 124 Tweet 77
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    263 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.