Sebenarnya sejarah pertemuan antara Islam-Kristen tidak selalu diwarnai oleh perjumpaan peradaban yang melulu bersifat negatif. Selama beberapa abad umat Kristen timur berada di bawah kekuasaan yang mampu memberikan kebebasan beragama yang cukup luas. Simbol perdamaian Islam-Kristen dalam sejarah sering dinostalgiakan pada masa ini. Demikian pula Kristen telah meyumbangkan hal yang berharga bagi Islam. Perjumpaan Islam dengan Kristen Nestorian, umpama di Syiria dan Persia, telah mengenalkan Islam pada kebudayaan hellenistik dan India. Dengan sumbangan ini Islam dapat meramu dengan canggih peradabannya. Pertemuan ini pun mendapatkan hal yang setimpal bagi Kristen karena masa selanjutnya ia mendapatkan kembali kebudayaan itu dari Islam lewat Spanyol.
Kerja sama antar Islam-Kristen yang telah lama terjalin merupakan fakta sejarah yang harus dipertahankan. Optimisme dialog beragama pun akan tumbuh. Ia pun menjadi bukit bahwa agama Islam-Kristen mempunyai potensi kontruktif dalam membangun sejarah peradaban manusia. Kerja sama antar keduanya merupakan keniscayaan pada dewasa ini.
Era global yang mendobrak sekat geografis maupun kultural setiap negara bisa menjadi hal yang menyedihkan dan juga menguntungkan bagi adanya dialog. Jika pertemuan antar peradaban dunia itu tidak disertai oleh sikap saling pengetian dan toleran sejarah kelam manusia akan mencapai pada jilid yang tak terhitung jumlahnya. Mampukah agama dengan nilai humanis-transendentalnya mampu melaksanakan itu semua. Jawaban yang mungkin bagi kita saat ini adalah tergantung kerja sama global antar umat beragama itu sendiri.