Mabroer menilai, dengan banyaknya para mubaligh yang berguru pada internet dengan kapasitas yang kurang, memicu lahirnya pemahaman Islam ekstrem di media sosial terutama Youtube.
“Untuk melawan pemahaman Islam ekstrim yang ramai di medsos, Komisi Infokom MUI bersama Komisi Dakwah melakukan kolaborasi dengan menyebarkan konten-konten Islam yang ramah,” katanya.
“Komisi Infokom bertugas menyediakan aplikasi untuk sarana dakwah, sedangkan Komisi Dakwah menyiapkan konten yang nantinya akan disebarkan di medsos,” lanjutnya.
Acara turut dihadiri oleh jajaran Komisi Infokom Jabodetabek termasuk Cianjur, Alumni Mujahid Digital, serta perwakilan aktivis media sosial dari kampus. Hal ini dilakukan untuk membangun kerja sama antara seluruh stake holder yang ada, guna menyuarakan Islam ramah dan toleran di media sosial.