Bal’am merupakan seorang pakar dalam bidang agama Sedangkan menurut Imam Ibnu Katsir, Ayat ini turun berkenaan dengan sikap Umayyah bin Salt yang pandai dan telah mempelajari ilmu-ilmu Syariat terdahulu, tetapi ia tidak mau mengamalkannya, sehingga ketika Nabi Muhammad diutus, ia malah menjadi musuh, dan selalu menghalangi dakwah Nabi.
Pendapat yang Masyhur menyatakan bahwa ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki di zaman bani Israil yang bernama Bal’am bin Ba’ura, hal ini seperti pendapat Ibnu Mas’ud.
Kisah ini berawal dari keinginan Nabi Musa yang hendak menyerang kaum kan’an di Syam yang dholim, mereka mendatangi Bal’am bin Ba’ura untuk meminta doa kepadanya agar Nabi Musa mengurungkan niatnya agar tidak menyerang daerah itu.
Lantas, ia tidak serta merta menerima saran dari kaum itu, malah ia berkata kepada kaumnya:
“Celakalah kalian semua, Nabi Musa selalu dilindungi para Malaikat, dan orang mukmin, tak mungkin saya mendoakan celaka kepada mereka, karena hal itu akan membuat celaka dunia dan akhirat,” tuturnya secara jelas, keterangan ini tertera dalam Tafsir Baghawi, juz 9, hal 301
Penyebab Bal’am Su’ul Khatimah
Dalam Tarikh Madinah Dimasyqi, ibnu Asyakir menceritakan bahwa Bal’am bin Ba’ura mempunyai istri yang cantik sekali, ia sangat mencintainya, dan selalu menuruti keinginannya.
Kaum kan’an tadi mendekati istrinya dengan membawa banyak hadiah, dengan tujuan agar suaminya mau mendoakan kaum Kan’an supaya tak diserang Nabi Musa.
Kemudian istrinya menerima itu, dan mencoba merayu Bal’am bin Ba’ura dengan memberikan argumen yang meyakinkan hatinya.
Baca selengkapnya di sini