Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Perempuan Dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran Dari Simpatisan Menjadi Martir

Perempuan Dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran Dari Simpatisan Menjadi Martir

Perempuan dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran dari Simpatisan Menjadi Martir

Abd Malik by Abd Malik
18/06/2020
in Gagasan
6 0
0
6
SHARES
115
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Selama ini terorisme sangat identik dengan laki-laki. Namun, kluster baru dalam fenomena terorisme adalah perempuan. Bagaimana pergeseran peran perempuan dalam jejaring terorisme?


Tidak ada kategori khusus bagi seseorang pelaku teroris baik dari aspek umur, latabelakang sosial maupun gender. Siapapun dengan aspek kerentanan tertentu berpotensi terjerat dalam jaringan dan aksi teror. Aspek kerentanan itu bisa sangat beragam baik ideologi, ekonomi, politik, maupun psikologis.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Dalam banyak kasus, anak muda sering dikatakan sebagai kelompok rentan terhadap pengaruh terorisme. Riset yang dilakukan Rommel Banlaoi (2004) terhadap kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina, ditemukan fakta bahwa mereka yang tergabung dalam kelompok ini kebanyakan adalah generasi muda dengan tingkat pendidikan sekolah yang rendah atau bahkan buta huruf. Faktor pendidikan dan psikologis dalam kasus ini menjadi variable yang menentukan.

Selain pemuda ternyata kluster terorisme baru juga datang dari golongan perempuan. Hal yang menjadi mafhum, Selama ini pelaku teror identik dan banyak didominasi oleh laki-laki. Maskulinitas aksi teror telah cukup lama nampak pada gerakan terorisme gelombang pertama. Namun, tidak demikian yang terjadi di gelombang kedua atau kelahiran ISIS.

Keterlibatan perempuan dalam panggung kekerasan terorisme bukanlah hal baru. Banyak peran yang dimainkan perempuan dalam jaringan terorisme. R. Kim Cragin and Sara A. Daly (2009) menjelaskan fenomena keterlibatan perempuan dalam aktifitas terorisme tidak hanya sebagai pendukung tetapi juga mempunyai perang penting sebagai aktor dan pemimpin operasi, bahkan pelaku bom bunuh diri. Tugas dan peran mereka pun sangat beragam dari dari sekedar menyiapkan logistik, perekrut, tim propaganda, hingga martir.

Keterlibatan perempuan dalam jejaring teror ini memang mengalami perubahan. Pada mulanya perempuan hanya menduduki posisi sebagai simpatisan biasanya didominasi oleh istri pelaku teror. Keterlibatannya pun semakin naik kelas dengan merambah pada perekrut hingga pelaku. Debbie Affianty dalam tulisannya “Perempuan dalam Kelompok Jihadis dan Terorisme” (2017) misalnya membagi keterlibatan perempuan dalam tiga bentuk: pendamping dan pengikut setia, ahli propaganda dan rekrutmen dan ketiga fighter/bomber. Selama ini, dua peran pengikut dan rekrutmen itulah yang banyak dilakukan perempuan. Namun, tidak disangka perempuan akhir-akhir ini juga telah meningkatkan dirinya menjadi martir.

Membaca Kasus

Menjelang akhir 2016, Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI menangkap Dian Yulia Novi di rumah kosnya di Bekasi Barat. Perempuan bercadar itu diduga akan melakukan bom bunuh diri di Istana Kepresidenan. Dian awalnya adalah tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri yang bersimpati dengan perjuangan Islam di Suriah dan Irak. Dalam pengakuannya ia mengalami proses indoktrinasi jihad qital melalui internet, khususnya melalui jejaring Facebook dan situs radikal lain, termasuk situs jihad online yang dikelola jejaring Aman Abdurrahman.

Sebenarnya, kasus Dian bukan kali pertama fenomena perempuan dalam jaringan terorisme di Indonesia. Mungkin masih ingat ketika Jumiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima, istri Santoso, ditangkap di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Lalu, deretan panjang pelaku aksi terorisme dari kalangan perempuan menjadi populer. Ika Puspita Sari di Purworejo yang juga mantan PMI ditangkap karena ingin melancarkan aksi bom bunuh diri di luar Jawa.

Page 1 of 2
12Next
Tags: ISISperempuan dan terorismesejarah terorismeterorisme keluarga
Previous Post

Ikhlas

Next Post

Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, dan Kebhinekaan (Bagian Terakhir)

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Perspektif Islam Tentang Nkri, Pancasila, Dan Kebhinekaan (bagian Terakhir)

Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, dan Kebhinekaan (Bagian Terakhir)

Perang Di Zaman Nabi

Perang di Zaman Nabi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.