Jumat, Agustus 12, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Ikhlas

Ikhlas

Ikhlas

Helmi Ali Yafie by Helmi Ali Yafie
18/06/2020
in Kolom
2 0
0
2
SHARES
35
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ikhlas adalah sikap, perbuatan atau tindakan dengan mengacu kepada akar katanya (kh-l-sh), Ikhlas bermakna ‘bersih’, ‘jernih’, tidak bercampur dengan sesuatu yang lain’. Dalam bahasa Indonesia, biasa disamakan artinya dengan ‘tulus’ atau ‘tanpa pamrih’. Jadi Ikhlas itu adalah sikap atau perbuatan yang dilakukan tanpa pamrih, tanpa berharap memperoleh balasan atau imbalan; entah dalam bentuk materi, atau penghargaan dan sebagainya.

Biasanya perbuatan atau tindakan ikhlas itu, spontan, tidak direncanakan sebelumnya. Tak ada ruang analisis atau pertimbangan untung rugi yang dipikir bolak-balik. Mungkin karena ikhlas itu lebih banyak bertumpu pada hati. Kalau dalam bahasa agama, ikhlas di maknai sebagai perbuatan yg dilakukan semata-mata karena Allah; semata-mata hanya mengharap ridlo Allah SWT. Jadi tidak atau bahkan tidak boleh dikatakan, hanya dilakukan atau dilakoni saja. Ada ungkapan yang menggambarkan ikhlas itu dengan bagus, yakni tidak boleh sama sekali tersentuh dengan lidah atau tidak boleh terucapkan.

BacaJuga

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

Dengan makna seperti itu, ikhlas menjadi unik. Begitu dikatakan “saya ikhlas’ maka maknanya menjadi hilang. Bahkan sesungguhnya, karena memang lebih banyak bertumpu pada hati, begitu dikatakan maka orang mungkin sudah terjebak dalam apa yg disebut penyakit hati, yg mengakibatkan munculnya sikap yang aneh-aneh. Bisa terjebak ‘ujub (bangga) dengan segala macam atribut dan akseoris yang melekat pada diri sendiri; lalu pamer dan takjub dengan diri sendiri.

Pakaian atau asseoris mungkin memang bagus dan mewah tetapi kelihatan aneh, karena waktu atau tempat tidak sesuai dan riya selalu mengunggulkan atau memuji diri sendiri; ‘sayalah yg berjasa’, atau ‘kalau bukan saya, maka (kamu, dia, situasi) tidak akan begitu’); pokoknya orang lain itu tidak ada, yang ada hanyalah dirinya; padahal mana ada pekerjaan yg bisa dilakukan sendirian. Ujub dan riya menurut Sa’id Hawwa dalam bukunya Tazkiyatun Nafs, mengeksplorasi pikiran, Imam al Ghazali dalam Ihya Ulumudin, adalah salah dua dari sejumlah penyakit hati; di antaranya tidak pandai bersyukur, munafiq tidak konsiten, meyimpang, mengada-ada, sombong, pelit dan seterusnya.

Apa yang disebut penyakit hati itu, ketika dibicarakan, memang bisa di pilah-pilah, diurai sendiri-sendiri tetapi sesungguhnya dempet, melekat satu sama lain. Di balik ujub, ada riya, ada sombong, ada dengki, pelit, serakah dan seterusnya. Di balik riya ada ujub, dengki, serakah, dan seterusnya. Di ujungnya adalah menipu, bahkan diri sendiri. Kalau ada yang satu, yang lain juga hampir pasti ada.

Kalau mengacu ke al Qur’an, surah al Baqarah ayat 10-20, (lekat pada kelompok orang yg disebut munafiq, yang mempunyai daya rusak sangat besar di muka bumi) penyakit hati itu mempunyai kecendrungan bertambah terus menerus. Penyakit hati itu seperti merambat, semakin lama semakin meluas dan membesar, memenuhi hati, pikiran dan pada akhirnya jiwa.

Baca juga :

  • Islam dan Kesalehan Sosial yang jarang Diketahui
  • Etika Beragama yang Baik Menurut Hasan Al Basri

Orang seperti itu, yang di dalam hatinya ada penyakit yang terus menerus bertambah, pada akhirnya, tidak bisa lagi mendengarkan. Punya telinga, tetapi tidak bisa mendengarkan, punya mata, tetapi pandangannya gelap; segala aturan, etika bisa ditabrak begitu saja; jika kepentingannya terganggu. Maka sikap dan tindakannya pun menjadi semakin aneh, mungkin sebenarnya tidak normal. Daya rusaknya pun semakin besar. Entah di mana nanti tempatnya orang seperti itu. Maka tampaknya perlu selalu memeriksa diri agar bisa terhindar atau bebas dari penyakit hati ini; sebelum merusak diri sendiri dan orang lain atau masyarakat.

Tiba-tiba mengingat dosen saya dulu, Prof. Thariq Syihab, Allah yarhamh (ahli perbandingan agama), di Fakultas Ushuludin, IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN). Salah satu dosen favorit, selain keilmuannya yang cukup mendalam sepertinya menjadi  encyclopedia berjalan karena sikap dan penampilannya yang keren tinggi besar, necis, dengan dasi kupu-kupu yang selalu bertengger di leher; dengan gaya ngomongnya yang khas betawi banget.

Suatu ketika (kalau tidak salah bulan puasa), dia menjadi kesal di kelas mungkin karena merasa sudah menjelaskan, bolak-balik, detail, masih ada saja tidak paham tentang  tema yang diajarkan. Maka ketika seorang mahasiswa bertanya kembali apa yang sudah dijelaskan, beliau spontan berkata, sambil berkacak pinggang : ‘hei Jabrik .. itu yang nempel di kepale .. telinge ape tanduk !’ Maka kelas pun meledak, riuh, penuh derai ketawa dari mahasiswa yang tidak seberapa jumlahnya. Dia sendiri, akhirnya terkekeh.

Prof. Tharik Syihab, tidak secara spesifik bicara tentang ikhlas dan penyakit hati. Beliau tampaknya kesal, sehingga tidak bisa membedakan antara tanduk dan telinga ketika telinga dianggapnya tidak lagi berfungsi dengan baik, entahlah.

Bintaro, Juni 2020 .

Tags: definisi ikhlasikhlas
Previous Post

Kultur Takfir

Next Post

Perempuan dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran dari Simpatisan Menjadi Martir

Helmi Ali Yafie

Helmi Ali Yafie

RelatedPosts

muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
perempuan bercadar
Kolom

Perempuan Bercadar di Indonesia Tak Semuanya Eksklusif

04/07/2022
pendidik
Kolom

Menegaskan Kembali Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik

29/06/2022
Next Post
Perempuan Dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran Dari Simpatisan Menjadi Martir

Perempuan dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran dari Simpatisan Menjadi Martir

Perspektif Islam Tentang Nkri, Pancasila, Dan Kebhinekaan (bagian Terakhir)

Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, dan Kebhinekaan (Bagian Terakhir)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Anwar Sanusi

Stop Perdebatan Narasi Konfrontasi Antara Pancasila dan Agama

11/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.