Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Pergeseran Paradigma Dakwah Masa Kini

Pergeseran Paradigma Dakwah Masa Kini

Pergeseran Paradigma Dakwah Masa Kini

Prof. Dr. Andi Syamsul Bahri Galigo by Prof. Dr. Andi Syamsul Bahri Galigo
17/06/2020
in Kajian
14 0
0
14
SHARES
288
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Di tengah tantangan baru seperti era New Normal ini butuh pergeseran dan paradigma baru dalam dakwah. Gerakan dakwah harus selalu relevan dan compatible dari segi metode dan subtansi dengan tantangan yang ada.


Dakwah dapat dipahami sebagai gerakan pembinaan masyarakat yang dilakukan dalam rangka amar makruf dan nahi munkar bagi terwujudnya kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Ia merupakan proses komunikasi agama (khitabuddiniy) dalam kaitannya dengan perubahan sosial. Oleh itu, ia berlangsung secara berkesinambungan dan tidak terputus dengan perubahan generasi atau situasi dan keadaan.

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

Tantangan dakwah di era new normal (kenormalan baru) kini mengharuskan umat Islam bangkit untuk menyikapi paradigma baru yang dapat memberi peluang terhadap  gerakan dakwah masa kini untuk meneruskan perjuangannya memasyarakatkan nilai-nilai universal Islam yang diperlukan dalam membangun sebuah sistim dunia baru.

Walaupun dunia kini semakin gencar menaruh tuduhan negatif (Islamophobia) terhadap agama Islam dan umatnya, tetapi kita sebagai umat Islam yang peduli, terutama ulama, pemikir dan sarjana perlu menyadari bahwa tanpa perjuangan (jihad) yang sungguh-sungguh dengan menggunakan senjata zaman moderen (sains dan teknologi), umat Islam akan hanyut, larut dan semakin terpuruk dihadapan oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Dengan dasar pemikiran seperti inilah, saya sarankan agar penampilan umat Islam perlu dirubah, stigma kemunduran perlu dihentikan dengan membangun langkah-langkah progresif ke depan  dan berusaha menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi bersama- dengan mereka umat lainnya untuk membangun dunia ini sebagai khalifa dan imarah yang telah dipikulkan oleh Allah Sang Pencipta alam ini kepada hamba-Nya yang beriman.

Umat Islam mesti sadar, bahwa bangsa lain tidak mungkin dapat merasakan Islam sebagai rahmatan lil-alamin jika umatnya sendiri senantiasa bermusuhan di antara mereka. Keadilan Islam tidak mungkin diterima oleh bangsa lain jika umat Islam sendiri tidak menunjukkan rasa keadilan di antara sesama sendiri. Orang Barat akan sulit menerima konsep keunggulan Islam jika umat Islam sendiri tidak unggul dalam pelbagai aspek kehidupan.

Sudah tiba masanya umat Islam tampil kehadapan memberi semangat baru dalam pembangunan dunia kini. Tidak perlu kita hanya bangga dengan agama dan kawasan yang kita miliki. Tetapi yang penting kita mampu memajukan kawasan kita dengan penuh persaingan dengan bangsa lain yang ingin menguasai  sumber alam kita. Umat Islam mesti sadar bahwa perseteruan antra sesama kita tidak akan ada manfaatnya. Malah menciptakan keburukan bagi kita. Harga diri umat Islam kini sangat terpuruk  karena konflik antara mereka sendiri yang menguak di mana-mana.

Baca juga :

  • Menyelami Nilai-nilai Sufisme di Era Krisis Nilai
  • Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, Kebhinnekaan

Oleh karena itu, di antara pergeseran paradigma dakwah yang perlu sekarang ini, ialah setiap pelaksana dakwah hendaklah menjauhkan perbincangan kepada perkara yang membawa kepada perpecahan umat Islam. Para pendakwah yang berhadapan langsung dengan masyarakat, tidak perlu lagi mengadakan tarjih terhadap pandangan ulama atau mengukuhkan mazhab fiqih tertentu. Apa yang sudah establish dalam masyarakat Islam tidak perlu di ganggu gugat lagi.

Pengisian dakwah kita perlu diarahkan kepada perkara yang dapat memajukan kehidupan ummah, yang dapat membangunkan intelektual masyarakat Islam. Bahan dakwah perlu difokuskan pada hal-hal yang bersifat motivasi untuk membangkitkan semangat ummah dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para pendakwah perlu peka terhadap keperluan umat Islam dan keperluan pembangunan masa kini, serta mewaspadai pandangan-pandangan yang membawa kepada perpecahan umat.

Dan akhirnya, sebagai pendakwah mari kita renungkan dan fikirkan perkara berikut, semoga kita mendapat ilham untuk mengembangkan pergeseran paradigma baru dalam setiap aktivitas dakwah yang kita jalankan.

Page 1 of 2
12Next
Tags: dakwah barupergeseran metode dakwah
Previous Post

Sejarah Islam (1): Pengaruh Cina-Champa Ke Nusantara

Next Post

Perspektif Islam tentang NKRI, Pancasila dan Kebhinekaan (2)

Prof. Dr. Andi Syamsul Bahri Galigo

Prof. Dr. Andi Syamsul Bahri Galigo

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
kampanye anti intoleransi
Kajian

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

21/04/2024
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah
Kajian

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

30/05/2023
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023
Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Next Post
Perspektif Islam Tentang Nkri, Pancasila Dan Kebhinekaan (2)

Perspektif Islam tentang NKRI, Pancasila dan Kebhinekaan (2)

Jihad Melawan Kuffar

Kultur Takfir

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.