Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
wahabisme

wahabisme

Perlunya Menolak Wahabisme

Saidun Fiddaraini by Saidun Fiddaraini
18/03/2022
in Gagasan, Tajuk Utama
10 0
0
9
SHARES
187
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Kedua, ijtihad orang-orang Wahabi hanya berputar atau berkutat di perkara-perkara receh dan remeh-temeh yang bersifat partikular. Misalnya, tentang hukum perempuan menyetir mobil, hukum memelihara jenggot, hukum ziarah kubur, hukum bertawassul, hukum menggunakan tasbih dalam berdzikir, dan lain sebagainya.

Menurut Kiai Moqsith, para ulama Wahabi mungkin menyangka bahwa ziarah kubur, bercelana cingkrang, dan bertawassul adalah termasuk salah satu masalah pokok dalam Islam. Padahal, jelas soal-soal seperti hal ihwal masuk ke dalam kategori masa’il khilafiyah yang tidak akan pernah berhasil bahkan sulit untuk disepakati oleh seluruh umat Islam.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Karena itulah, sekarang adalah saat yang tepat bagi orang-orang Wahabi untuk berpikir atau berijtihad tentang soal-soal kemasyarakatan yang lebih penting dan mendesak. Mengingat, persoalan yang dihadapi umat manusia semakin kompleks. Misalnya, tentang Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, kemiskinan, dan problem lain yang menimpa umat.

Ketiga, kelompok Wahabi cenderung tidak memanusiakan kaum perempuan. Perempuan acapkali dianggap sebagai manusia tak sempurna; separuhnya adalah manusia dan separuhnya yang lain adalah setan yang mengganggu keimanan kaum laki-laki. Cara pandang demikian menyebabkan orang-orang Wahabi memiliki kecenderungan untuk memarginalisasikan perempuan. Dehumanisasi terhadap perempuan berlangsung di berbagai sisi kehidupan.

Di lingkungan keluarga Wahabi, perempuan sejak dulu kerap diposisikan sebagai objek ketimbang subjek. Bahkan, perempuan tak pernah diberi ruang dalam mengambil keputusan. Bukan hanya di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik seperti keluarga. Pun, mereka dilarang untuk mencari nafkah kendati untuk menanggulangi beban perekonomian keluarga yang tak mungkin lagi bisa diatasi oleh para suami.

Akibatnya, ketika laki-laki tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, maka tubuh perempuanlah yang mesti ditutup rapat-rapat. Batas-batas aurat perempuan dibuat sangat kaku dan seakan-akan sengaja diciptakan untuk menyengsarakan kaum perempuan. Ini berarti, ruang gerak perempuan terus dibatasi. Ia tidak diperbolehkan memegang jabatan publik; sebagai hakim apalagi kepala negara. Bahkan, tak pernah ada ulama dari kalangan perempuan yang terlahir di lingkungan Wahabi.

Dari sini, jelas bahwa penolakan terhadap Wahabisme bukan tanpa dasar dan argumen yang kebablasan. Selain hal yang disebutkan di atas, mereka juga kerap membuat kegaduhan serta meresahkan dalam mengampanyekan doktrinnya melalui argumen takfiri, sesat-menyesatkan, bid’ah, dan lain-lain terhadap sesama umat Islam. Karena itu, tidak mengherankan, jika Wahabisme dikategorikan kepada kelompok gerakan Islam radikal-ekstremis. Mengingat, sepak terjangnya acap bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri.

Sementara itu, Wahabisme juga bukanlah termasuk bagian dari aliran yang menganut paham Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Sebagaimana dinyatakan dan disepakati oleh seluruh ulama di dunia pada Muktamar Internasional Muslim atau Muktamar Ahlus Sunnah Wal Jamaah, yang diselenggarakan di Grozny, ibu kota Republik Chechnya pada tahun 2016 lalu, dengan mengusung tema Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jamaah? Wallahu A’lam

Baca Juga: Hati-Hati, Kenali Gejala Wahabisme di Sekitar Kita

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Ahlussunnah Wal JamaahDoktrin WahabiPerempuanSalafi WahabiWahabiWahabisme
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 017

Next Post

Murtad, Nista Islam, dan Cabut 300 Ayat Alquran, Sakit Gila?

Saidun Fiddaraini

Saidun Fiddaraini

Alumni PP. Nurul Jadid, Paiton dan sekarang mengajar di PP. Zainul Huda, Arjasa, Sumenep.

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Penista agama

Murtad, Nista Islam, dan Cabut 300 Ayat Alquran, Sakit Gila?

Crazy Rich Indonesia Hendaknya Belajar dari Kisah Qarun

Crazy Rich Indonesia Hendaknya Belajar dari Kisah Qarun

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.