Kalau kita mau menelisiknya lebih jauh lagi, bukankah mertua Nabi sendiri Huyay, ayahanda dari Sayyidah Shafiyah adalah seorang Yahudi. Nabi menikahinya sebab ada sebuah dorongan yang berpotensi menjadikan Islam kuat. Karena sekali lagi, Allah Swt. berfirman bahwa kita diperbolehkan membangun interaksi dan tidak dilarang untuk berbaur kepada siapapun, termasuk nonmuslim (lihat surat Al-Mumtahanah:8-9).
Sepak bola bukanlah sekedar pertandingan sembilan puluh menit dalam lapangan hijau. Sepak bola menjadi pemersatu antar umat beragama. Lebih-lebih sepak bola mampu melewati batas-batas teritorial negara dan wadah bagi perasaan-perasaan bangga nan cinta dalam bingkai nasionalisme.
Hal demikian dibuktikan dengan banyaknya kabar bahwa sepak bola mampu menjelma sebagai lahan bisnis, media hiburan, kampanye isu-isu kemanusiaan, dan ruang religi bagi manusia.
Pada momentum tertentu, para pemain melakukan ritual khasnya sesuai dengan kepercayaan agama yang dianut. Semisal Mo Salah yang kerap disorot media lantaran selebrasinya yang kerap bersujud ketika mencetak sebuah gol. Mo Salah yang Islam kerap menjadikan Sujud Syukur sebagai ekspresinya tatkala membobol gawang lawan sebagaimana akrab Fans Liverpool FC temui.
Sementara di dalam negeri, para pemain Bali United beberapa waktu lalu pernah viral karena tiga orang pemainnya melakukan selebrasi gol dengan gestur memanjatkan doa yang berbeda-beda. Nanak yang beragama Hindu, gelandang Miftahul Hamdi yang beragama Islam, dan Striker Yabes Romi yang beragama kristen berdoa bersama ketika timnya menang telak atas lawannya. Sehingga menunjukkan bagaimana para sahabat bekerja sama dengan baik dalam tim sekalipun berbeda keyakinan dalam agama mereka.
Berkaitan lagi soal toleransi beragama. Ada kisah inspiratif dari seorang primadona lapangan hijau. Adalah Cristiano Ronaldo, pemain kelahiran Portugal yang namanya senantiasa mencuat di jagad Sepak bola. Pemain papan atas itu beberapa waktu diwartakan pernah memiliki ketertarikan terhadap Islam.
Sebagaimana diceritakan sahabatnya, Mesut Ozil dalam wawancaranya dengan salah satu media di Spanyol bernama Marca. Ozil mengungkapkan bahwa sewaktu Ronaldo masih di Real Madrid, Ronaldo memiliki kebiasaan unik yang suka menunggu Ozil shalat. Menurutnya juga, Ronaldo memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap al-Quran. Karena ketika di luar lapangan, Ronaldo sering mendengarkan Ozil mengaji dan lantas bertanya mengenai kandungan surat dalam al-Quran.
Mesut Ozil yang beragama Islam dan Ronaldo yang non muslim tak pernah memperebutkan status keyakinan masing-masing. Alih-alih demikian, justru mereka bekerja sama dalam tim dengan baik dan profesional. Seolah-olah agama tak pernah menjadi sekat untuk terus melangkah. Karena begitulah cinta, tak pernah mengenal agama apapun.