Seperti penjelasan putri Kiai Chusen, pada usia remaja telah diajak oleh Syekh Shodaqoh seorang ulama dan saudagar dari Kota Kudus menuju Haramain. Dalam rihlah ilmiahnya di Tanah Suci, masih belum terlacak kepada ulama siapa beliau berguru. Akan tetapi, melihat dari nama pesantren yang kelak didirikannya Tarbiyah al-Huffadz Manba’u Al-Fakhriyyah Al-Hasyimiyyah As-Shaulatiyah, maka boleh jadi beliau sempat belajar di Madrasah yang didirikan pada 1292 H oleh Syekh Rahmatullah ibn al-Khalil al-Hindi ad-Dahlawi, ulama besar kelahiran India yang terhitung nasabnya bersambung kepada sahabat Usman bin Affan RA.
Madrasah Shaulatiyah merupakan madrasah berpaham Ahlussunnah wal Jama’ah yang berdiri di dekat Masjidil Haram, Mekah. Secara historis, madrasah ini menjadi kawah candradimuka ulama nusantara lain seperti Hadratu as-Syekh KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid (Pendiri Nahdlatul Wathan), Syekh Mustofa Husein Nasution (Pendiri Pondok Pesantren Al-Musthafawiyah, Mandailing Natal, Sumatera Utara), al-Musnid ad-Dunya Syekh Yasin al-Fadani, dan ulama-ulama lainnya.
Ketika belajar di Madrasah Shaulatiyyah, kemungkinan besar beliau berjumpa dengan Kiai Bisyrul Hafi, yang juga berasal dari Tuban. Kelak sahabatnya ini akan dinikahkan dengan putri Kiai Chusen, Azizah.
Baca Juga:
KH. Abdul Karim Sang Pendiri Pesantren Lirboyo
Menikah
Selama di Mekkah, Kiai Chusen sempat menikah dengan saudara dari Syekh Shodaqoh. Intelektualitas serta kepribadian Kiai Chusen muda, yang membuat rasa kagum Syekh Shodaqoh kepadanya. Namun, usia pernikahan sangatlah pendek, seiring dengan Kiai Chusen yang akan pulang ke tanah air. Sumber yang sama menyebutkan, ia hanya delapan tahun di tanah suci.
Seperti ulama-ulama sebelumnya, Kiai Chusen kembali ke kampung halamannya. Tak berlangsung lama, ia dinikahkan dengan Fatimah binti Romli yang berasal dari Tambakboyo, Tuban (sumber lain mengatakan dari Jenu, Tuban). Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai enam orang anak diantaranya: Zawawi, Ruqoyyah, Nafisah, Azizah, Husniyah, dan Hasan Bisri.
Bersambung..