Menurutnya, optimisme inilah yang seharusnya membangkitkan rasa syukur kita sebagai bangsa yang memiliki heterogenitas yang sangat plural, serta memiliki potensi yang luar biasa yang harus dibangun dalam toleransi atau bisa disebut 5 T.
“Gerakan Indonesia Optimis harus mempunyai target 5 T. T pertama adalah tawassuth, moderat, berada di tengah. Karena dengan di tengah bisa rahmatan lil alamin. T kedua adalah tawazun, seimbang, proposional. T ketiga adalah tasamuh, yaitu toleran. Hal ini sangat relevan bagaimana bangsa kita harus dibangun di atas toleransi karena keberagaman dan heterogetinas yang sangat plural. T keempat adalah tawasul. Segala sesuatu harus menggunakan media, harus pakai protokoler dan system. Tawasul artinya system metodelogi ataupun media. T kelima adalah tabbayun. Kelompok radikal terorisme biasanya kurang piknik, kurang cek dan ricek terhadap konten. Hasil survey di dunia maya sebanyak 67,7% adalah konten-konten keagamaan yang intoleran dan radikal,” jelasnya.
“Maka 5T sangat efektif dan bagus untuk dijadikan jargon Gerakan Indonesia Optimis. Saya yakin akan hebat,” tambah Nurwakhid.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa potensi munculnya aksi radikalisme dan terorisme di bulan Ramadan harus diwaspadai. Mengingat kelompok ini melakukan aksinya saat momentum hari-hari keagamaan.
“Bulan Ramadan, kami di BNPT dan Densus menjadi salah satu kalender Kamtibmas dari amaliyahnya kelompok radikal terorisme. Mereka akan melakukan aksi dan amaliyah di bulan Ramadan, di bulan besar keagamaan non muslim, serta Natal tahun baru,” jelasnya.
Oleh karena itu Nurwakhid berpesan agar seluruh masyarakat harus siaga akan hal tersebut, karena potensi untuk melakukan aksi sangat besar, sehingga BNPT dan Densus 88 Anti Teror masif melakukan langkah preventif yaitu menangkap dan menindak.
Terkait pengawasan terhadap mimbar-mimbar agama di area publik yang sulit dikontrol, Nurwakhid menjelaskan bahwa Indonesia belum memiliki regulasi yang melarang semua ideologi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, kecuali komunisme, marxisme, leninisme.
“Ideologi radikalisme agama memang belum ada larangannya, sehingga kelompok teroris dan kelompok radikal hanya dilarang dengan Undang-Undang ormas, yaitu organisasinya. Sementara ideologinya belum,” tambahnya.
Nurwakhid mengungkapkan bahwa di tahun 2022, BNPT mencanangkan strategi Pentahelix, dengan merangkul lima elemen bangsa, yakni Kementerian/Lembaga, komunitas-komunitas, termasuk komunitas Gerakan Indonesia Optimis ini, akademisi atau civitas akademika, serta melibatkan dunia usaha, baik itu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupun swasta dan juga media.