“Apapun yang diujikan itu hanya relevan di selembar kertas, hanya relevan di dalam ruangan kelas, maka itu pasti itu bukan kompetensi. Ujian kompetensi adalah kemampuan untuk mentransfer apapun yang dipelajari dalam konteks nyata sehari-hari,” tuturnya.
Beliau menjelaskan ada 3 ciri yang harus dimiliki pendidik sebagai bagian dari dimensi kompetensi kemerdekaan belajar, antara lain ialah pertama, komitmen yang kuat mewujudkan tujuan pendidikan. Kedua, kemandirian dalam cara yakni menjadi guru yang mandiri dengan berbagai inovasi pembelajaran. Ketiga, Refleksi yakni mampu melihat tantangan masa depan.
“Untuk terus meningkatkan kompetensi-kompetensi para guru itu berarti aksinya harus lebih banyak, dampaknya Harus lebih signifikan dalam semua program pengembangan dan pelatihan. Untuk terus memimpin kolaborasi,” imbuhnya.
Terakhir, pidato manifesto pendidikan disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Asep Saefuddin Chalim, M.A. selaku Ketua Umum PERGUNU. Beliau menyampaikan tentang peran pendidikan dalam membangun manusia. Guru diharapkan mampu melahirkan insan-insan masa depan yang berakhlak mulia.
“Tujuan pendidikan nasional kita itu berakhir pada bagaimana membuat Indonesia ini maju, adil dan makmur. Mewujudkan keadilan sangat sulit, mewujudkan kemakmuran juga sangat sulit, tetapi ini tanggungjawabnya lembaga-lembaga pendidikan dan utamanya tanggung jawab guru. Guru juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan,” jelasnya.
Berbagai tanggungjawab yang harus dibawa oleh guru antara lain tanggungjawab keimanan. “Murid harus memiliki sisi keimanan bahwa murid paham betul ada kehidupan lagi. Anak didik yang akan menjadi generasi berikutnya mereka harus memiliki keimanan. kehidupan selanjutnya yang disebut Yaumul Jaza, Yaumul Qiyamah, dan kehidupan sekarang disebut sebagai Yaumul Mazroah tempat kita berkiprah tetapi kiprah kita akan dibalas di hari pembalasan. Keimanan ini bisa melahirkan generasi yang adil dengan keyakinan yang demikian,” imbuhnya.
Tanggungjawab lainnya ialah tanggungjawab Ketaqwaan yang dalam Alquran juga dijelaskan bahwa ketaqwaan akan membuat seseorang menjadi sejahtera. Barangsiapa yang senantiasa bertaqwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan seluruh kesulitannya akan senantiasa diberikan jalan keluar. Seluruh urusan-urusannya akan dimudahkan. Dan akan dimudahkan Rizki dalam bentuk yang tidak di duga-duga.
“Tujuan pendidikan yang harus kita wujudkan bersama-sama ialah membentuk anak berakhlak mulia. Yakni piawai dalam bergaul, tidak malas, tidak putus asa, disiplin, bertanggungjawab,” imbuhnya lagi.
Tanggungjawab lain yang harus diwujudkan ialah akademis yakni seluruh peserta didiknya harus mampu menyerap muatan kurikulum. Tuntas muatan tuntas jangkauan. Selain itu tanggungjawab kecerdasan dan tanggungjawab ketrampilan. Pada akhirnya, pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang mampu beradaptasi dalam semua keadaan dan zamannya.