“Terutama kalau kita kaji pada hari ini, peranan dosen pendidikan agama atau universitas yang berkaitan dengan keagamaan dengan masalah moderasi beragama sangat penting,” terangnya.
Ia mengungkapkan, Amir Mahmud Center selama ini fokus bergerak dalam membangun program wawasan kebangsaan yang relijius. Harapannya untuk membangun generasi muda yang tidak hanya mencintai bangsanya namun juga berusaha membekali masyarakat dengan wawasan keagamaan.
“Kita ini didasari oleh lima dasar Pancasila dan yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah Kenapa saya harus membangun nilai-nilai wawasan kebangsaan yang religius. Karena sebenarnya Pancasila ini sangat religius sekali,”ujar lulusan Akademi Militer Afghanistan ini.
Menurutnya, ke depan pemerintah harus mengantisipasi munculnya konflik pecah belah, dengan meningkatkan peran dan ketegasan regulasi mengingat dasar peraturan dan perangkat keamanan yang sudah cukup mumpuni.
“Kita berharap pemerintah betul-betul masuk kepada perkara ini untuk lebih serius. Jadi bagaimana sekarang memberikan efektivitas dimana peran pemerintah ini dengan lembaga hukum yang ada atau stakeholder yang ada ini dengan perangkat-perangkat keamanan. Itu yang penting,” ujar Amir.
Amir Mahmud juga berpesan kepada semua pihak, khususnya para tokoh dan organisasi masyarakat yang moderat untuk senantiasa berusaha merangkul umat, agar memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara serta pemahaman agama yang moderat. Tujuannya agar masyarkaat dapat terhindar dari segala bentuk konflik dan provokasi yang mengarah kepada radikalisme.
“Ini bukan persoalan salah satu agama, tapi juga di seluruh agama. Itu juga merupakan suatu potensi tentang perkara radikal itu. Jangan sampai kita disibukan dengan suatu urusan perpecahan yang tidak pernah berhenti. Karena itulah kita harus pahami pemahaman kebersamaan ini,” pungkas Amir Mahmud.