Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Biografi
Rahmat Jalaluddin Rahmat (2)

Rahmat Jalaluddin Rahmat (2)

Rahmat Jalaluddin Rahmat (2)

Hamid Basyaib by Hamid Basyaib
16/02/2021
in Biografi, Populer
18 1
0
19
SHARES
373
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Sebagai penulis rubrik tetap “Halaman Akhir” di majalah mingguan Ummat, Jalaluddin Rakhmat — yang menggunakan nama pena Fikri Yathir — termasuk kolumnis yang lebih sering menyetor tulisan di menit-menit terakhir daripada di awal; bahkan beberapa kali ia menyatakan absen di saat-saat terakhir menjelang majalah naik cetak, membuat redaksi harus mengganjalnya dengan tulisan darurat. 

Suatu hari, lewat tengah malam, redaksi meneleponnya, mengingatkan bahwa ia harus segera mengirim tulisan. Ia meradang. “Saya ini menulis dengan serius!”, katanya. “Saya bukan si Anu (ia menyebut nama), yang bisa nulis apa saja sekenanya!”

BacaJuga

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

Ia berkata benar. Ia selalu bersikap profesional. Ia selalu bersungguh-sungguh dalam menulis tentang apa saja — teori-teori psikologi dan komunikasi, budaya pop, filosof-filosof Islam si abad-abad lampau, pemikiran irfani (sufisme) Persia. Dan tulisannya di rubrik itu selalu memikat. 

Misalnya ketika ia membuat analogi yang kuat dan konsisten antara sikap kapten kapal di film “Titanic” yang waktu itu sedang mashur dan melemahnya kekuasaan Presiden Suharto. Dari semua tulisannya yang cerdas dan bertabur kalimat-kalimat efektif, terlihat bahwa ia mempelajari teknik dan seni menulis dengan sungguh-sungguh. Betul, ia bukan penulis seserampangan si Anu. 

Jelas ia seorang pakar komunikasi — ia melahirkan beberapa buku teks yang bagus dan sampai sekarang masih terus dicetak ulang — yang menerapkan keahliannya dalam praktik, dan dengan sukses, bukan hanya menguasai aspek teoretis ilmu komunikasi. 

Ia pernah melanjutkan studi ke Australia dalam ilmu politik untuk mendapat gelar doktor. Belajar di bawah bimbingan Indonesianis ternama Harold Crouch, ia tampaknya menghadapi banyak masalah non akademis sampai tak sanggup menuntaskan studinya. 

Karir Politik Kang Jalal

Dalam pemilu 2014, ia secara mengejutkan menjadi calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan, dan berhasil lolos ke Senayan. Semua orang yang mengenalnya dengan antusias menantikan kiprah politiknya, sambil berharap besar bahwa ia akan mampu memberi warna baru pada postur intelektual badan legislatif itu. Sampai sepanjang lima tahun kemudian, publik hampir tak mendengar aksi legislatif apapun darinya. 

Mungkin ia lebih sibuk menjalani apa yang menjadi gairah terbesarnya: mengurus Muthahari, sebuah sekolah menengah di Bandung yang dibangunnya dari nol. Ia yang kacamata minusnya terus menebal, dan tampak nyaman dengan rambutnya yang cukup gondrong, memang memulai karirnya sebagai guru SMP Muhammadiyah di pinggiran Bandung. 

Mungkin ia kini bahagia karena mengawali karirnya sebagai guru, dan mengakhirinya sebagai guru pula, Senin sore, 15 Februari, dan berjumpa lagi dengan isteri yang meninggalkannya empat hari sebelumnya. 

Ia tampaknya cukup puas dengan tak henti belajar apa saja, dari buku-buku dalam sejumlah bahasa. Kalaupun ia bukan penulis besar, ia pastilah seorang pembaca besar. Dan ia ingin anak-anak didiknya, di sekolahnya maupun forum-forum non sekolah, tak pernah lelah mencintai pengetahuan. 

Ia tahu bahwa mereka semua, bahkan dirinya sendiri, tak akan sanggup menjadi Gus Dur — hanya dia seorang yang menguasai ilmu laduni.

Continue Reading
Page 2 of 2
Prev12
Tags: cendekiawan muslimjalaluddin rahmatrahmattokoh islam
Previous Post

Rahmat Jalaluddin Rahmat (1)

Next Post

Kang Jalal Sang SUSI (Sunni-Syiah) Berpulang

Hamid Basyaib

Hamid Basyaib

RelatedPosts

kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Manajemen Pendidikan ala KH Noer Muhammad Iskandar
Biografi

Manajemen Pendidikan ala KH Noer Muhammad Iskandar

16/11/2023
Ulil Abshar: Kesinambungan Dari Situbondo (1984) ke Sidoarjo (2022)
Kabar

Ulil Abshar: Kesinambungan Dari Situbondo (1984) ke Sidoarjo (2022)

12/07/2023
Next Post
Kang Jalal Sang Susi (sunni-syiah) Berpulang

Kang Jalal Sang SUSI (Sunni-Syiah) Berpulang

Mengenang K.h. Dr. Jalaluddin Rakhmat (1949-2021)

Mengenang K.H. Dr. Jalaluddin Rakhmat (1949-2021)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.