Pemimpin Redaksi Tebuireng Online, Muhammad Abror Rosyidin, M.Pd., mengatakan bahwa di era yang serba digital ini santri tidak boleh tertinggal dengan perkembangan teknologi yang ada di dunia. Dirinya mencoba menepis sebagian penilaian kebanyakan orang yang mungkin dalam pikirannya bahwa santri itu kolot, santri itu ya ngaji saja, santri itu hanya bergulat hanya dengan kitab kuning, bergulat dengan kesehariannya dengan Kyai dan sebagainya dan terkungkung di pesantren.
“Padahal sebenarnya santri punya potensi yang luar biasa untuk bisa ikut serta mewarnai dan memberikan kontribusi terhadap dakwah Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang sangat menghargai perbedaan, Islam yang sangat sekali menunjukkan bahwa Islam itu memang konsepnya adalah mencintai negaranya,” kata Muhammad Abror Rosyidin.
Dirinya pun melanjutkan, padahal mereka yang belajar kitab kuning di pesantren dan mereka yang belajar agama di pesantren itu sejatinya juga bisa memvisualisasikan, mengkontenkan, mengkreasikan isi daripada kitab kuning itu dalam bentuk yang lebih bisa diterima oleh masyarakat sekarang ini.
“Yaitu bentuknya secara visual, bentuk yang dapat dikonsumsi secara massal yang bisa dikirimkan melalui link-link dan lain sebagainya. Jika tanpa ilmu pengetahuan yang bersifat teknologi tentu hal itu tidak akan bisa,” ucapnya.
Maka dari itulah pentingnya para santri dilibatkan melalui sekolah kreator agar nantinya dapat mengaplikasikan itu semuanya menjadi duta-duta damai yang akan disebarkan ke pesantren yang masing-masing maupun pesantren-pesantren yang lain.
“Ini agar mereka nantinya bisa menjadi content creator santri yang sangat mencintai negerinya dan juga menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya mengakhiri.
Sekolah Kreator, Pekan Literasi Digital Pesantren II ini diikuti oleh para santri yang bergelut dibidang media dari 12 Pondok Pesantren besar yang ada di Jawa Timur. Pondok Pesantren yang turut serta mengikuti acara tersebut Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesanten Sidogiri dan sebagainya.