Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar
Para santri harus sebarkan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan detikcom

Para santri harus sebarkan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan detikcom

Santri Harus Resolusi Jihad Dengan Sebarkan  Moderasi Beragama & Wawasan Kebangsaan

Admin Islamina by Admin Islamina
22/10/2022
in Kabar
2 0
0
2
SHARES
43
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Kemudian ketiga bersifat intoleran eksklusif, tidak bisa menerima keberagaman suku di Indonesia, agama. Bahkan dalam satu agama pun, bila tidak sealiran dengan mereka dianggap kafir yang harus diperangi dan halal darahnya.

“Ini yang berbahaya suka meyalahgunakan narasi agama. Suka membajak agama seolah-olah sedang berjuang atas nama agama. Padahal yang dilakukan justru anti-agama dan tidak sesuai dengan ajaran agama,” tegas Boy Rafli.

BacaJuga

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

Kalau tidak disadari, kalangan terdidik pun bisa terpapar. Kalau tidak waspada, karena dia pakai narasi agama, kemudian bersekutu dengan kekerasan yaitu anti kemanusiaan, boleh membunuh mengajarkan orang untuk jadi bom bunuh diri. Jauh dari jati diri, identitas, dan karakter bangsa Indonesia yang menghormati perbedaan, menjunjung tinggi kebhinekaan.

“Dengan fenomena tugas BNPT menangani masalah dari hulu ke hilir. Beda dengan Densus 88. Kami (BNPT) tidak menangkap, kami bekerja agar orang tidak jadi teroris, agar orang bisa selamat dari virus intoleransi radikal terorisme, agar orang tidak jadi korban,” tuturnya.

Untuk itulah BNPT melakukan Pentahelix yaitu multipihak dari berbagai unsur yaitu pemerintah, akademis, masyarakat, media dan media sosial, dan dunia usaha. Dalam hal ini, IPI mewakili unsur dari masyarakat. Ia pun mengajak semua pihak untuk bersama memerangi agar virus ini tidak bisa berkembang, dan tidak punya tempat untuk tinggal di Indonesia. Apakah di pondok pesantren, dunia pendidkan, kampus, pemerintah, komunitas.

Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, BNPT mengajak semua pihak untuk bersama melakukan penguatan wawasan kebangsaan dengan penguatan empat pilar yaitu UUD 45, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Kemudian, revitalisasi nilai-nilai Pncasila sebagai pedoman bangsa dan negara. Berikutnya, adalah penguatan moderasi beragama.

Upaya Ini merupakan salah satu langkah strategis BNPT. Dimana mitra utamanya adalah Kementerian Agama (Kemenag), meski implementasi dengan seluruh bangsa Indonesia. Ia ingin moderasi beragama mengikuti contoh-contoh keteladanan Rasulullah Nabi besar Muhammad SAW saat memimpin umat Muslim hijrah dari Mekah dan berhasil memimpin rakyat Madinah menjadi masyarakat madani.

Menurutnya, dengan moderasi beragama bisa saling menghargai orang lain. Apalagi masing-masing agama memiliki konsep ketuhanan dan amaliah tetapi itu harus tetap saling menghormati seperti yang tertuang dalam Alquran, lakum diinukum wa liyadiin bagimu agamamu bagiku agamaku. Ia yakin kalau ini sudah jadi pegangan bagi mayoritas Islam, akan menjadi kenyamaman bagi saudara kaum minoritas

“Moderasi beragama dengan penampilan Islam wasathiyah harus terus dipromosikan. Tentu BNPT tidak bisa sendiri. Kami melibatkan organsiasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, dan beberapa orgaisasasi islam yang jadi mitra kita,”

Kepala BNPT kegiatan seminar nasional ini menjadi sarana edukasi bagi seluruh masyarakat luas untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dalam mengatasi penyeberluasan virus intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Juga sebagai upaya agar semua kita bersatu padu menyatukan pemahaman, mana hal yang baik dan tidak baik, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita terima kasih kepada IPI dan seluruh unsur pemerintahan di Kalimantan Barat. Semoga hasil pembicaraan kita hari ini bisa menjadi rujukan bersama agar kita dapat terus membangun semangat kerukunan, semangat persatuan, semangat kegotongroyangan dalam menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi,” pungkas Boy Rafli.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Hari Santri NasionaIntoleransiIPIKalimantan BaratKepala BNPTKomjen Boy Rafli AmarModerasi BeragamaradikalismeSantriTerorismeWawasan Kebangsaan
Previous Post

Pesantren: Kontinuitas dan Perubahan (1)

Next Post

Era Kekinian, Santri Wajib Berjihad dalam Memperdalam Ilmu

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru
Kabar

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Gus Yahya PBNU
Kabar

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

24/09/2024
Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme
Kabar

Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

23/09/2024
Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan
Kabar

Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan

12/09/2024
Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum
Kabar

Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum

13/08/2024
Next Post
KH Shohibul Ulum Nafi a

Era Kekinian, Santri Wajib Berjihad dalam Memperdalam Ilmu

al-wasathy edisi 48

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 048

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.