Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar

Ulama dan Umara Harus Bangun Kolaborasi dan Kesepahaman

Bendung Ideologi Transnasional

Admin Islamina by Admin Islamina
01/07/2024
in Kabar
3 0
0
3
SHARES
60
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ulama dan umara bisa diibaratkan seperti dua sisi dari sebuah koin. Mereka menjadi memiliki nilai dan bisa memberikannya karena keterkaitan serta kesatuan antara satu dengan yang lainnya. Terlebih lagi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemikiran dikotomis yang menganggap bahwa golongan ulama perlu menjauhi ulil amri, justru akan melahirkan polarisasi tak berujung di masyarakat.

KH. Muflich Chalif Ibrahim selaku Presiden Lajnah Tanfidziyah (Komite Eksekutif) Sarekat Islam Indonesia (SII), menjelaskan bahwa ulama dan umara penting untuk berkolaborasi dan membangun kesepahaman. Hal ini bertujuan untuk menjawab segala bentuk tantangan Indonesia sebagai suatu bangsa, khususnya dalam membendung pengaruh ideologi transnasional yang perlahan menggerus nilai-nilai kearifan lokal.

BacaJuga

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

“Pemerintah Indonesia serta tokoh agama dan para ulama, perlu membangun kesepakatan kesepahaman bersama dengan optimal. Ini dilakukan agar Indonesia dapat menghadapi tantangan dan gelombang perubahan dunia di depan mata. Tantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi,” terang KH. Muflich di Bogor, Jumat (27/6/2024).

Menurutnya, pemerintah harus mengikutsertakan para ulama dan cendekiawan dari berbagai kalangan dan golongan, sehingga komunikasi dan jalinan kerjasama yang efektif dari semua unsur bangsa dapat terbentuk. Hal ini penting untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, seperti yang diamanatkan pada pembukaan UUD 1945.

Muflich juga bercerita tentang dinamika hubungan ulama dan umara di Indonesia. Walaupun terdapat beragam perbedaan pendapat di masing-masing pihak, keduanya dapat memainkan peran pengawasan pada jalannya roda pemerintahan. Ada masanya ulama sepakat dengan program umara atau Pemerintah Indonesia, ada pula saat dimana keduanya saling berbeda pandangan.

Fungsi pengawasan yang baik akan tetap berlangsung apabila antara para ulama dan unsur pemerintahan negara, masih teguh memegang konsensus bangsa Indonesia. KH. Muflich meyakini bahwa antara ulama dan umara dapat saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran.

“Pengawasan, dalam konteks relasi ulama dan umara, akan membentuk hubungan mutualisme dan tidak sekadar saling cari-mencari kelemahan dan kesalahan satu dengan yang lainnya, melainkan untuk tujuan yang lebih besar dan lebih luhur dari itu, yaitu kemaslahatan rakyat Indonesia. Justru pada era awal kemerdekaan Indonesia, tidak ada pemisahan atau dikotomi ulama dan umara. Pada masa itu, seorang ulama juga berperan sebagai umara, begitupun sebaliknya. Perbedaan pandangan itu lumrah, sepanjang semua pihak tetap berprinsip dan berpegang pada nilai-nilai konstitusi negara yaitu UUD 1945 dan Pancasila,” tegasnya.

Ia berpendapat bahwa untuk menjawab tantangan masuknya ideologi transnasional yang disruptif dan menimbulkan polarisasi, diperperlukan usaha dari semua pihak. Tidak hanya ulama dan umara, namun seluruh elemen bangsa dalam menguatkan nilai-nilai yang telah disepakati bersama bangsa Indonesia sebagai dasar dan ideologi bernegara.

“Patut diperhatikan bahwa ada banyak kesamaan dan kebaikan dari beragam ideologi transnasional tersebut dengan nilai-nilai yang telah disepakati bangsa kita. Walaupun demikian, lebih banyak lagi dampak buruk yang ditimbulkan dan bisa menghancurkan persatuan bangsa dan negara,” jelasnya.

Didasari berbagai pertimbangan di atas, KH. Muflich mengatakan bahwa pencegahan ini tidak dimaksudkan untuk mengucilkan bangsa dan negara Indonesia dari pergaulan internasional. Namun untuk menjaga keselamatan dan mencari hubungan yang sehat diantara bangsa-bangsa di dunia.

Semua ini dilakukan dengan tetap berdiri berdasarkan nilai-nilai luhur yang telah tertanam lama di dalam bangsa Indonesia. Membangun relasi dengan segala komunitas maupun bangsa dalam skala internasional, hendaknya dilakukan dengan berdiri sejajar dan bersifat bebas aktif atau nonblok, sehingga bangsa kita tetap menjadi bangsa yang mandiri dan mampu berkontribusi dalam perdamaian dan ketertiban dunia.

Muflich pun berharap agar seluruh pihak bisa lebih dewasa dalam bernegara, bisa mencari titik persamaan dan jangan membesar-besarkan perbedaan yang ada. Dirinya mengimbau, tidak perlu mempersoalkan dan mempermasalahkan hal hal yg khilafiyah furu’iyah yang akan kontraproduktif dengan semangat persatuan umat.

“Bangsa ini adalah bangsa yang besar, dengan riwayat yang panjang dan telah menuliskan pencapaian emas yang tak sedikit. Maka hendaknya semua pihak berkaca pada sejarah, menelaahnya dan menemukan hikmah, untuk kemudian menuliskan sejarahnya sendiri, menemukan jalan ke masa depan Indonesia yang jauh lebih baik lagi. Wallahu a’lam bish shawab,” tandas KH. Muflich.

Tags: Ideologi transnasionalKH MuflichKH Muflich Chalif Ibrahimpemerintahradikal terorismetokoh agamaUlamaumara
Previous Post

Hubbul Wathan Minal Iman Perwujudkan Kolaborasi Ulama dan Umara

Next Post

Akhir Cerita Jamaah Islamiyah?

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru
Kabar

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Gus Yahya PBNU
Kabar

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

24/09/2024
Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme
Kabar

Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

23/09/2024
Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan
Kabar

Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan

12/09/2024
Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum
Kabar

Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum

13/08/2024
Next Post
Bulletin Islamina Edisi Juli 1 2024

Akhir Cerita Jamaah Islamiyah?

Pemerintah Arab Saudi Blacklist 54 Agen Umrah di 19 Negara Imbas Pelanggaran Izin Haji

Pemerintah Arab Saudi Blacklist 54 Agen Umrah di 19 Negara Imbas Pelanggaran Izin Haji

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.