Belum lama, calon wakil gubernur Jakarta dari PKS, Suswono menyebut “Khadījah menikahi Rasulullah yang PENGANGGURAN”. Akibat pernyataannya itu, banyak kalangan umat Islam menilai jika Suswono telah menghina Nabi Muhammad saw.
Pada masa itu, Nabi saw. sudah melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Saat kecil, Nabi sudah menggembala kambing atau kegiatan beternak. Saat usia 12, beliau ikut dengan pamannya, Abū Ṭālib. Kali ini Nabi melakukan kegiatan perekonomian yaitu membantu pamannya untuk berdagang ke Syām.
Di usia ke 25, Nabi saw. mulai menunjukkan ability dalam perdagangan. Sehingga ia dilirik oleh Khadījah binti Khuwaylid. Khadījah melihat Nabi saw. mempunyai tanggung jawab, kejujuran, dan akhlāqu al-karīmah. Sehingga Khadījah tidak ragu lagi untuk menikah dengan Nabi saw.
Soal Gus Miftah, ada beberapa makna yang bisa kita pahami. Pertama, diksi ‘GOBLOK’ yang ia lontarkan ke pedagang minuman saat acara pengajian merupakan gaya dakwahnya. Tetapi, ucapan ini hanya berlaku di sekitar atau yang sudah tahu karakter si penceramah.
Kedua, ucapan Gus Miftah yang menyuruh si pedagang untuk lebih serius lagi agar berkeliling ke jamāʿah (penonton) untuk melariskan dagangannya. Siapa tahu masih ada jamāʿah yang haus dan akan membeli.
Nabi saw. pernah ditanya oleh sahabat:
يَا رَسولَ اللهِ أيُّ الكسبِ أطيَبُ قال عملُ الرَّجلِ بيدِه وكلُّ بيعٍ مبرورٍ
“Wahai Rasulullah, mata pencaharian apa yang paling baik? Beliau bersabda: pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik” (H.R. Ahmad).
Niat baik pedagang itu agar jualannya laris. Selama ini Gus Miftah yang dipercaya sebagai ‘penglaris’ bagi pelaku usaha kecil. Seharusnya beliau tahu itu.
Firman Allah Swt.:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu“ (Q.S. as-Syuʿarā’:215).
Jangan kamu bertindak kasar terhadap mereka, karena mereka akan lari darimu, padahal mereka adalah pembantumu yang utama dalam berdakwah. Jalan dakwah tidak selamanya mulus. Ada banyak rintangan, antara lain pembelotan dari followers.
Intinya, kita juga menolak bentuk-bentuk pengangguran. Pedagang juga mulia selama ia jujur dan bertakwa kepada Allah Swt. Dan sebagai pendakwah, ucapan dan perbuatan harus baik agar ditiru oleh generasi-generasi selanjutnya.
Wallāhu aʿlām