Al-Qur’an kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat manusia juga sebagai rahmat untuk alam semesta baik alam manusia, jin, maupun alam yang lainnya.
Sayangnya, sebagian umat Islam kurang memahami sehingga dirinya bukan menjadi penebar rahmat melainkan menebar laknat atau suka menyalahkan orang lain terutama yang berbeda dengan dirinya.
Fenomena ini berawal dari pemahaman terhadap kitab suci yang sepotong-sepotong saja, tidak komprehensif. Padahal Al-Qur’an diibaratkan lautan yang tak bertepi maka dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung lainnya.
Salah satu tujuan pokok Al-Qur’an adalah memberikan rahmat (kasih sayang) kepada siapapun sehingga terjalin hubungan yang baik sesama manusia dan kepada Tuhannya.
Hal ini sesuai ayat yang berbunyi,
أَوَلَمۡ یَكۡفِهِمۡ أَنَّاۤ أَنزَلۡنَا عَلَیۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ یُتۡلَىٰ عَلَیۡهِمۡۚ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَرَحۡمَةࣰ وَذِكۡرَىٰ لِقَوۡمࣲ یُؤۡمِنُونَ
Artinya:
Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.(QS. Al-Ankabut: 51).
Menurut Ibnu Abbas dalam Tafsir Tanwir al-Miqbas menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ahli Makkah yang tak kunjung beriman setelah diberikan tanda-tanda kebenaran dari Nabi Muhammad Saw berupa al-Qur’an melalui Malaikat Jibril yang berisi tentang perintah maupun larangan, juga kisah-kisah umat terdahulu.
Orang-orang yang mau mengikuti dan mengimani Kitab tersebut maka akan diberikan rahmat, dijauhkan dari adzab serta sebagai petuah kehidupan bagi orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad dan al-Qur’an.
Sedangkan menurut Imam Qurthubi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa kitab suci Al-Qur’an merupakan rahmat Allah di dunia sebagai penyelamat umat manusia dari kesesatan serta sebagai petunjuk kebenaran bagi orang yang beriman.
baca juga: Mengenal Tasawuf dan 3 Pilar Ajarannya