Islamina.id – Setiap Sahabat Nabi mempunyai keistimewaan tersendiri, ada yang pakar Tafsir, fikih maupun yang lain. Begitu juga Para Tabi’in (orang yang mengikuti para sahabat) mempunyai kelebihan masing-masing diantaranya adalah Hasan al-Bashri (W. 110) Memiliki keistimewaan dibandingkan Tabi’in yang lain.
Imam Dzahabi dalam Syiyar A’lam An-Nubala menjelaskan nama asli Hasan al-Bashri adalah Abu Sa’id, Al-Hasan bin Abi Al-Hasan al-Yasar.
Baca juga: Etika Beragama yang Baik Menurut Hasan Al Basri
Imam Ar-Razi dalam Tafsir Mafatih al-Ghaib menjelaskan keistimewaan Hasan al-Bashri,
ﻓﻀﻞ اﻟﺤﺴﻦ اﻟﺒﺼﺮﻱ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﺑﺧﻤﺴﺔ ﺃﺷﻴﺎء
Keutamaan Hasan al-Bashri dibanding Tabi’in yang lain ada lima hal.
ﺃﻭﻟﻬﺎ: ﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﺃﺣﺪا ﺑﺸﻲء ﺣﺘﻰ ﻋﻤﻠﻪ
Pertama, Ia tak pernah memerintahkan untuk mengamalkan sesuatu kecuali dirinya telah melakukannya.
ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻟﻢ ﻳﻨﻪ ﺃﺣﺪا ﻋﻦ ﺷﻲء ﺣﺘﻰ اﻧﺘﻬﻰ ﻋﻨﻪ
Kedua, Ia tak pernah melarang suatu hal kecuali ia telah meninggalkannya.
ﻭاﻟﺜﺎﻟﺚ: ﻛﻞ ﻣﻦ ﻃﻠﺐ ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻤﺎ ﺭﺯﻗﻪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻢ ﻳﺒﺨﻞ ﺑﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻟﻤﺎﻝ.
Ketiga, setiap orang yang meminta kepada dirinya ia tak pernah pelit atau Bakhil baik dari ilmu ataupun harta yang ia miliki.
ﻭاﻟﺮاﺑﻊ: ﻛﺎﻥ ﻳﺴﺘﻐﻨﻲ ﺑﻌﻠﻤﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﺎﺱ،
Keempat, berbekal ilmu, ia tak menyusahkan apalagi merepotkan orang lain dalam urusan dunia.
ﻭاﻟﺨﺎﻣﺲ: ﻛﺎﻧﺖ ﺳﺮﻳﺮﺗﻪ ﻭﻋﻼﻧﻴﺘﻪ ﺳﻮاء
Kelima, prilakunya sama dikala sendirian dan saat bersama orang lain.
Kelima hal ini menjadikan dirinya lebih unggul dibandingkan Tabi’in yang lain. Dari sini, umat Islam harus meniru akhlaknya Hasan al-Bashri yang konsisten dalam beramal serta ucapannya sesuai dengan perbuatan serta memiliki jiwa sosial yang tinggi, ia mau berbagi kepada siapapun dengan tak memandang kawan atau lawan.
10 Sifat Anjing yang Perlu Diketahui
Allah memang Maha Adil, menciptakan makhluk yang dianggap remeh oleh orang lain ternyata menyimpan begitu banyak pelajaran yang harus dipetik dan diterapkan dalam kehidupan.
Salah satu hewan yang sebagian menganggap najis bila terkena liurnya bahkan dikatakan masuk kategori Najis Mughalladhah (Najis yang berat) ternyata memiliki sifat yang terpuji yang harus diikuti.
Syeh Muhammad bin Abdul Karim bin al-Kisanzan dalam Mausuah al-Kisanzan fima Isthalaha Alaihi Ahlu at-Tasawwuf wal Ir’fan mengutip perkataan Ulama yang bernama Hasan al-Basri yang menjelaskan bahwa hewan anjing memiliki sepuluh sifat baik yang harus ditiru oleh orang mukmin, yaitu:
الأولى : أن يكون جائعاً ، فإنها من آداب الصالحين .
Pertama, ia sering lapar, hal ini sebagai akhlak orang Shaleh