Rabu, Oktober 8, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Islam dan Feminisme

Islam dan Feminisme di Indonesia

Islam dan Feminisme di Indonesia

Hilmi Intan Bunga Yunita by Hilmi Intan Bunga Yunita
01/06/2022
in Kajian, Tajuk Utama
9 1
0
10
SHARES
192
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Bagi pihak yang merasa bahwa feminisme dan Islam bertentangan, mereka perlu memahami bahwa Islam memuliakan pengetahuan.

Dilatar belakangi dengan timbulnya keinginan untuk memajukan perempuan pribumi, karena melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah menjadikan R.A Kartini sosok perempuan Indonesia yang dapat dikatakan sebagai pelopor gerakan feminisme di Indonesia, (tokohnya disebut Feminis) dimana hal tersebut merupakan sebuah gerakan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan kaum laki – laki.

BacaJuga

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Feminisme sendiri dapat diartikan memperjuangkan kebebasan bagi perempuan untuk tidak dieksploitasi, dimarginalisasi dan tidak dijadikan objek kekerasan dari kaum laki laki.

Sampai saat ini pun masih maraknya isu–isu seksualitas, kasus kejahatan seksual, hingga agenda pemecahan permasalahan seksual, feminisme tidak bisa dilepaskan dari rasionalitas. Beberapa golongan menganggap feminisme sebagai paradigma yang sesuai untuk menjawab patriarki, sementara yang lainnya ada yang tidak sependapat. Pada negara Indonesia yang mayoritas Islam, feminisme Islam menjadi bagian dari rasionalitas [sebagai paradigma melihat persoalan kasus seksualitas].

Perdebatan mengenai apakah feminisme cocok dengan ajaran Islam dan juga sebaliknya sudah berlangsung sejak lama. Beberapa golongan meyakini feminisme Islam adalah sebuah kontradiksi karena dianggap menempatkan laki – laki sebagai gender yang lebih tinggi derajatnya. Tetapi pihak–pihak lain mengatakan bahwa Islam pada dasarnya menghormati perempuan dan bahwa masalahnya terletak pada interprentasi patriarkal dari teks keagamaan.

Secara global, gerakan feminisme Islam telah mendukung advokasi hak–hak perempuan, kesetaraan gender, dan keadilan sosial yang didasarkan pada nilai – nilai Islam. Agama Islam justru memuliakan. Menempatkan sewajarnya karna manusia bukan barang dagangan apalagi binatang. Islam mendorong untuk ikut berpartisipasi dalam ruang lingkup publik yang lebih luas seperti halnya laki–laki.

Sebagian cendekiawan Muslim dan ulama berpendapat juga bahwa feminisme tidak menjadi masalah bagi Islam. Pasalnya, prinsip yang diperjuangkan oleh feminisme memiliki titik temu dengan teologi Islam. Terutama teologi yang ingin menciptakan kehidupan yang adil dan setara antara laki–laki dan perempuan.

Sudah barang tentu ada aspek – aspek dimana feminisme menjadi persoalan dan masalah bagi teologi Islam. Masalah terjadi apabila feminisme berkehendak untuk melakukan supremasi dan eksploitasi terhadap lawan jenis kelamin,yang dalam hal ini pelakunya adalah kaum laki – laki.

Feminisme seperti itu tidak sejalan dengan cara pandang Islam. Pasalnya, dalam pandangan Islam menginginkan antara laki – laki dan perempuan berinteraksi secara adil, setara, dan manusiawi.

Adapun beberapa tokoh–tokoh feminis Islam terkenal atau pegiat hak–hak perempuan dan kesetaraan gender adalah Fatimah Mernissi asal Maroko, Qasim Amin, Asghar Ali Engineer, dan Amina Wadud Muhsin. Terutama Amina Wadud Muhsin menggemparkan dunia Islam setelah menjadi imam shalat berjamaah dengan makmum laki–laki dan perempuan.

Di Indonesia pun terdapat figur tokoh seperti mantan ibu negara Hj. Sinta Nuriyah Wahid yang merupakan istri dari mantan Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid, yang berupaya menafsirkan ulang kitab kuning agar lebih inklusif terhadap perempuan, pakar fiqih Siti Musdah Mulia, aktifis hak–hak reproduksi seksual perempuan Maria Ulfah Anshor, ulama feminis Husein Muhammad dan akademisi Islam, serta aktivis hak – hak gender Dara Affiah.

Sepanjang pergerakan pemberdayaan perempuan Islam di Indonesia, istilah feminisme jarang disebut–sebut. Kata gender lah yang telah banyak digunakan. Akademisi Islam dan aktivis hak–hak gender Dara Afifah menyatakan bahwa isu–isu terkait feminisme yang telah menjadi sumber utama ketegangan antara feminis dan kelompok fundamentalis agama adalah pluralisme agama, aborsi, dan L68T (le5b1an, g4y, bisek5ual, tr4nsgend3r).

Bagi pihak yang merasa bahwa feminisme dan Islam bertentangan, mereka perlu memahami bahwa Islam memuliakan pengetahuan dan perempuan yang kemudian dapat dilihat sebagai intisari dari feminisme itu sendiri. Feminisme muncul dalam berbagai spektrum yang mana sifatnya multikultural dan memiliki banyak aliran yang berbeda dan jika dilihat secara keseluruhan akan menunjukan ruang feminisme dalam Islam.

Jika melihat kembali di zaman jauh sebelum peradaban Islam muncul, perempuan tidak diperkenankan muncul kepermukaan. Tetapi,semua berubah sejak Rasulullah SAW  diperintahkan oleh Allah SWT untuk membawa wahyu dan mengangkat derajat serta kedudukan perempuan.

Islam dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak justru melegitimasi eksistensi keberadaan perempuan. Perempuan diberikan porsi hak, kewajiban serta hukum yang sama dengan laki – laki. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa surah dalam Al–Qur’an yang berisi tentang memuliakan perempuan, surah – surah tersebut adalah surah An-Nisaa’, Maryam, An-Nur, Al-Ahzab, Al-Mujadalah, Al-Mumtahanah, Ath-Thalaq, dan At-Tahrim. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa salah satu ajaran Islam yang paling utama adalah mengangkat derajat martabat perempuan.

Baca Juga: Peran Negara dan Agama Terhadap Pelanggaran Hak Perempuan 

Tags: FeminismeIslam dan FeminismeIslam dan PerempuanMultikulturalPatriarkiPerempuan
Previous Post

Khilafatul Muslimin Sama Bahayanya Dengan HTI, NII, Bahkan ISIS

Next Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 027

Hilmi Intan Bunga Yunita

Hilmi Intan Bunga Yunita

RelatedPosts

gerakan gen z
Kajian

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring
Kajian

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Next Post
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 027

Peradaban Islam

Peradaban Islam di Masa Nabi SAW

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    327 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    309 shares
    Share 124 Tweet 77
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    263 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.