Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Bronfenbenner

5 Sistem Bronfenbrenner untuk Tangkal Radikalisme

5 Sistem Bronfenbrenner untuk Tangkal Radikalisme

Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi by Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi
06/06/2022
in Gagasan, Tajuk Utama
4 0
0
4
SHARES
89
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

“Bronfenbrenner  menegaskan bahwa aktualisasi nilai-nilai agama harus memiliki kondisi setting yang sinkron.

Agama merupakan  way of life dan pijakan utama dalam mengambil  berbagai keputusan. Sebagai sistem kepercayaan, agama berkontribusi dalam produksi perilaku manusia. Dalam desain pendidikan, pendidikan agama menjadi salah satu aspek pembangkit pendidikan karakter. Pendidikan menuju kematangan emosi dan rasa tanggung jawab akan efektif bila pendidikan agama berjalan sesuai kaidah. Meski diklaim sebagai moderator produksi perilaku humanis-harmonis, radikalisme dan intoleransi  menjadi distraktor utama. 

Penyampaian doktrin agama yang kaku dan menebar kebencian, mengkafirkan saudara sesama muslim, tentu saja dapat mengacaukan pikiran. Konsekuensi lanjutnya, hal ini membentuk pola berpikir ekstrim. Radikalis mengklaim bahwa mereka paling benar, sedangkan orang lain salah. Alhasil,  irrational belief system yang akut dapat mendorong individu untuk bersikap ekstrim dalam beragama. Dalam rentang waktu tertentu, hal ini dapat merusak keseimbangan psikis. 

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Jaringan kaum radikal yang berupaya merusak fitrah pendidikan agama terus melebarkan doktrin intoleransi. Padahal, Islam hadir sebagai rahmatan lil ‘alamin. Ajaran agama dijadikan eksklusif untuk kelompok tertentu. Kaum radikal pun memandang sinis kelompok lainnya. Tentu saja, hal ini merupakan embrio penyimpangan ajaran agama. Agar pendidikan agama dapat menjadi moderator handal untuk memunculkan perilaku humanis harmonis, pendidikan agama harus inklusif dan damai.

Di tengah merebaknya pendidikan agama melalui dunia maya, fitrah pendidikan agama sebagai pemantik kesalehan sosial harus dijaga. Fitrah pendidikan agama adalah mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi semesta. Pendidikan agama idealnya disampaikan dengan cara yang ma’ruf sehingga termanifestasi dalam akhlak keseharian. 

Sesungguhnya, setiap insan memiliki motivasi untuk meraih kebahagiaan batin melalui kematangan beragama. Kematangan dalam beragama ini harus terus dikawal pemangku kebijakan, para ulama, dan ormas Islam rahmatan lil’alamin. Umat harus memiliki kematangan beragama yang sehat. Jangan sampai, dakwah yang santun, harmonis, dan mencerahkan kalah ‘suara’ dengan ajakan berperilaku ekstrim dan radikal. 

Jika dakwah yang menyejukkan menang ‘suara’, baik dalam jalur luring atau virtual-digital, maka umat pun akan terisi dengan ajaran Islam damai. Sehingga, naluri dalam beragama pun akan tumbuh penuh rasa welas asih , asah kognisi, dan asuh sesama. Upaya mengembalikan fitrah pendidikan agama sebagai moderator perilaku humanis dan harmonis  dapat dilakukan dengan model sistem ekologis.

5 Sistem Bronfenbrenner

Bronfenbrenner  menegaskan bahwa aktualisasi nilai-nilai agama harus memiliki kondisi setting yang sinkron. Agar pendidikan agama dapat menjadi moderator efektif bagi perilaku saleh sosial, maka setidaknya ada lima lapis proyek yang harus dilakukan secara berjamaah. Pertama, mikrosistem yang terdiri dari keluarga, pendidik, dan  tokoh masyarakat. Mereka harus berkomitmen melakukan pendidikan yang tidak hanya kognitif-an sich, tetapi juga memberikan teladan, dan mentransfer values. Nilai-nilai toleransi dan Islam yang humanis dan damai harus diwujudkan dalam mikrosistem.  

Page 1 of 2
12Next
Tags: BronfenbennerHumanisLiterasi Agama AnakPendidikan Agama IslamSaleh Sosialtoleransitoleransi beragama
Previous Post

Sebuah Alegori, Sang Alkemis dan Ibadah Sosial

Next Post

Konsep Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi

Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi

Nurul Lathiffah, S. Psi., M. Psi

Peminat Kajian Psikologi Wanita

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Khalifah

Konsep Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi

Jihad dan Jahat

Jihad dan Jahat

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.