Suatu bangsa tentunya dipengaruhi oleh bagaimana karakter generasi penerusnya dan dapat dikatakan sebagai bangsa yang mengalami kemajuan, serta kemakmuran jika generasi penerus bangsa tersebut mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada di dalam dirinya. Sebagai upaya untuk mengisi kemerdekaan, dan sebagai bukti berbakti kepada nusa, bangsa, dan negara. Dewasa ini, media digital menjadi tantangan dalam berdakwah. Hal ini berarti jika pelakunya (user) tidak dapat mengelola media digital sebagai ladang berdakwah dengan baik maka tidak menutup kemungkinan akan dapat berdampak buruk (mudharat) kepada banyak pengikutnya (followers).
Islam sejatinya merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin, segala persoalan manusia mulai dari bangun tidur hingga sampai tidur lagi telah diatur dalam kitab suci Al-Qur’an termasuk di dalamnya aturan mengenai bagaimana mempersiapkan generasi cendekiawan muslim. Allah SWT telah mengungkapkan di dalam Al-Qur’an mengenai ciri-ciri cendekiawan muslim, yaitu terdapat dalam QS. Ali Imran ayat 190 – 191 yang artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali Imran ayat 190-191).
Lalu apa kaitannya dengan ayat diatas dengan mempersiapkan generasi cendekiawan muslim di era industri digital? Era industri digital adalah keadaan zaman yang sudah hampir sebagian besar dikuasai (menggunakan) teknologi digital, seperti mulai dari kegiatan belajar mengajar, kegiatan kerja, kegiatan bisnis atau perdagangan, atau bahkan kegiatan kumpul bersama keluarga, teman, dan rekan sejawat lainnya. Tidak hanya itu, bahkan beragam aplikasi game online pun dewasa ini marak di tengah kalangan anak-anak dan remaja yang merupakan para calon generasi penerus bangsa.
Jika kemajuan industri digital tidak diiringi dengan persiapan generasi cendekiawan muslim yang beriman dan berakhlakul karimah, maka bukan tidak mungkin jika bangsa ini akan tergerus mengalami kemerosotan, kehancuran karena generasi penerusnya yang terus dijajah oleh industri digital. Sebab, bagi kalangan anak-anak, remaja, atau bahkan pemuda-pemudi yang baru memasuki tahapan usia dewasa masih memiliki pertumbuhan emosi dan pertumbuhan mental sehingga kadang mereka cenderung untuk mencoba hal-hal baru yang serba instan yang dilihatnya, didengarnya, melalui teknologi digital atau bahkan cenderung mempraktekkan apa yang telah ia lihat dan ia dengar tanpa menelaah terlebih dahulu apakah itu baik atau buruk, apakah itu boleh atau tidak dalam aturan syariat Islam.