Alhamdulillah, islamina.id hadir dengan Bulletin Jum’at Al-Wasathy rutin yang dapat dibaca oleh kaum muslimin seluruh Indonesia. Bulletin ini merupakan kerjasama islamina.id dengan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dalam rangka membumikan nilai dan ajaran moderasi Islam di tengah masyarakat.
Bulletin Jum’at Al-Wasathy edisi kali ini dengan judul “Cara Islam Membimbing Etika Berdebat”
Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang memberikan gambaran tentang pentingnya memiliki cara yang baik dalam menyampaikan kalimat kepada orang lain, termasuk berdebat. Instruksi tersebut dapat dilihat dari redaksi yang digunakan oleh Al-Qur’an ketika berbicara soal menyampaikan kalimat secara lisan selalu diiringi dengan diksi yang memiliki makna “lembut, mulia, baik, tegas,” dan sejenisnya.
Termasuk dalam berdebat, Al-Qur’an beberapa kali menyampaikan perihal tersebut dengan bentuk kata kerja, kata perintah maupun dengan bentuk masdar. Semua bentuk kata yang digunakan tersebut memiliki beberapa tujuan makna, di antaranya makna membantah, menantang, ataupun menyeru dengan suara yang lantang (Al-Dimaghi, 1983).
Dari berbagai redaksi yang disampaikan Al-Qur’an mengenai debat memang memprioritaskan adanya etika dalam berdebat. Sebab debat itu akan dinilai sia-sia belaka dan cenderung tidak memanfaatkan waktu dengan baik jika tidak diiringi dengan etika yang baik. Atau justru debat h akan mengakibatkan perseteruan sengit yang berujung pada permusuhan jika tidak dilakukan dengan akhlak yang baik. Oleh sebab itu, salah satu yang ditekankan oleh Al-Qur’an adalah agar berdebat dengan cara yang baik, sebagaimana disampaikan dalam surah al-Nahl ayat 125 berikut:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”