Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Perang Di Zaman Nabi

Perang Di Zaman Nabi

Perang di Zaman Nabi

Abdul Moqsith Ghazali by Abdul Moqsith Ghazali
18/06/2020
in Kajian, Populer, Tajuk Utama
10 0
0
10
SHARES
204
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Hampir semua agama pernah terlibat perang. Bahkan, bibit peperangan dalam Islam sudah dimulai sejak mula, yaitu ketika dakwah Islam yang disampaikan Nabi dihambat. Umat Islam tak bisa menjalankan ibadah di Ka’ba.

Abdullah ibn Mas’ud pernah dipukul dan dilukai Abu Jahal ketika sedang membaca al-Qur’an di depan Ka’bah. Aliksah, ketika umat Islam sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba segerombolan kaum Musyrik datang dan secara kasar menghalangi mereka. Akhirnya, terjadilah perkelahian. Saad ibn Abi Waqash dari Bani Zuhrah memukul salah seorang kafir dengan pelana unta dan melukainya.

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Sejarah mencatat, inilah pertumpahan darah pertama dalam Islam. Namun, sejak itu mereka memutuskan untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan balik. Ini karena wahyu yang turun meminta Nabi dan pengikutnya untuk bersabar. Allah berfiman QS, al-Muzammil [73]: 10), “bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik”.

Tidak tahan dengan caci maki suku Quraisy Mekah, Nabi Muhammad dan pengikutnya segera hijrah ke Yatsrib (kelak disebut Madinah), tepatnya pada hari Senin, Rabiul Awwal, tahun ke 13 dari kenabian. Nabi dan rombongan tiba di kota baru ini pada hari Senin, 27 September 622 M., setelah sebelumnya tinggal di Quba’ persisnya di rumah Bani Amr ibn Auf, selama tiga hari.

Sekalipun Nabi dan pengikutnya sudah hijrah, penyerangan tetap datang mengancam umat Islam. Dalam konteks itu, peperangan antara kelompok Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Quraisy tak terelakkan.

Allah berfirman dalam al-Qur’an QS, (al-Hajj [22]: 39-40), ”Telah diijinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya, dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka. (Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, tak lain karena perkataan mereka,”Tuhan kami hanyalah Allah”.

Menurut Qatadah, itu ayat pertama kali turun berhubungan dengan ijin berperang melawan kezaliman orang-orang kafir Quraisy Mekah. Ibn Abbas dan Ibn Jubair menegaskan, ayat ini turun beberapa saat setelah Nabi sampai di Madinah. Al-Qurthubi dan Thabathaba’i berkata, ayat ini merupakan rekomendasi kepada umat Islam untuk memerangi orang kafir yang mengintimidasi, memumuhi, dan menyiksa mereka.

Ini merupakan puncak dari kesabaran umat Islam menghadapi kezaliman kafir Quraisy Mekah. Sebelumnya, selama bertahun-tahun Rasulullah selalu meminta umat Islam bersabar karena tidak ada wahyu yang memerintahkam untuk melawan kezaliman kafir Quraisy Mekah itu.

Sejarah mencatat, selama Nabi Muhammad masih hidup, telah terjadi pelbagai jenis peperangan. Sejumlah hadits menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan peperangan sebanyak 17 kali. Ada yang berkata 19 kali. Abdullah ibn Buraydah mendapatkan penjelasan dari ayahnya bahwa Nabi Muhammad berperang sebanyak 19 kali dan ia hanya bisa mengikuti 8 kali.

Page 1 of 2
12Next
Previous Post

Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, dan Kebhinekaan (Bagian Terakhir)

Next Post

3 Karakter Sufi, Imam Junaid dan Ajaran Tasawufnya

Abdul Moqsith Ghazali

Abdul Moqsith Ghazali

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Next Post
Menyelami Nilai-nilai Sufisme Di Era Krisis Nilai

3 Karakter Sufi, Imam Junaid dan Ajaran Tasawufnya

3 Fakta Terkini Tentang Gus Azmi

3 Fakta Terkini Tentang Gus Azmi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.