Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Ulama Scaled

Ulama Scaled

Agama Sarana Menuju Tuhan?Ini Penjelasannya

Hatim Gazali by Hatim Gazali
14/03/2021
in Kolom, Tajuk Utama
44 3
0
47
SHARES
938
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Baca juga: Tafsir Ayat-ayat Kerukunan Umat Beragama

Sebenarnya, subtansi dan esensi dari suatu ibadah adalah kedekatan diri kepada Tuhan secara personal serta mempraksiskan pesan-pesan Tuhan dalam aksi sosial secara konkrit. Ibadah adalah wilayah privat. Sebuah ibadah bisa dikategorikan diterima dihadapan Tuhan manakala seseorang (‘abid) bisa mewujudnyatakan pesan-pesan ilahiyah dalam kehidupan bermasyarakat. Inilah yang disebut dengan kesalehan sosial.

”Tidak sempurna ibadah yang dikerjakan umat Islam sebelum memberikan apa-apa yang dicintainya.” (Al-Imran 92).

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

***

Agama hadir kemuka bumi ini untuk membebaskan (to liberate) manusia dari hukum rimba, kesewang-wenangan, ketidakadilan, kekerasan. Karena tujuan yang demikian itulah, segala bentuk penindasan, ketidakadilan, despotisme merupakan musuh agama yang pertama dan utama. Dan, ajaran-ajaran agama diarahkan untuk menciptkan suasana yang kondusif penuh cinta kasih, kesetaraan, keadilan dan kesejahteraan. 

Namun, tujuan suci ini tidak selamanya sesuai dengan realitas yang terjadi. Alih-alih sebagai sarana transformasi, pembebasan dan kemanusiaan, agama justru acap menjadi problem bagi manusia. Fungsi agama sebagai petunjuk bagi segenap manusia (hudan li al-nass) seringkali meminta darah dan nyawa manusia untuk menebus keselamatan eskatologis nanti. 

Jika demikian, mencari jalan lain untuk mencapai dan menuju tuhan tidak mesti melalui agama. Sebab, agama yang senantiasa diharapkan mampu memanusiakan manusia (to humanize human being), justru menjadi penghambat bagi terciptanya suasana yang kondusif diantara pluralitas agama. 

Kecuali itu, agama harus dikembalikan pada orientasi dan tujuan semula, yakni untuk kesejahteraan dan keselamatan manusia secara universal. Segala hal yang bertentangan dengan nilai-nilai universal harus ditolak dan ditafsirkan kembali menjadi sebuah tafsir yang humanis-kemanusiaan. 

Dalam karyanya Naqd al-Khithab al-Diniy (Kritik Wacana Agama) Nashr Hamid Abu Zaid berupaya untuk mendefinisikan ulang agama untuk menemukan diferensiasai antara agama sebagai doktrin dengan hasil interpretasi manusia terhadap agama sebagai pemikiran keagamaan.

Bagi Nashr, kita harus membaca teks agama harus dinamis, kontekstual. Pemaknaan seperti itulah yang disebut Nashr dengan “pembacaan produktif” (al-qira`ah al-muntijah). Lebih lanjut, Nashr Hamid dengan bukunya, Isykaliyyah al-Qira`at wa Aliyyah al-Ta`wil, memberikan sebuah tawaran hermeneutika sebagai upaya membongkar kebekuan pemikiran yang terjadi dalam tradisi penafsiran al-Qu’ran.  

‘Ala kulli hal, jalan menuju tuhan yang seringkali disebut sebagai agama akan menjadi stagnan dan ketinggalan zaman manakala tidak ditafsirkan secara humanis, konstruktif, transformatif. Bahkan, ia justru akan ditinggalkan penganutnya karena sudah tidak mampu lagi menjawab kebutuhan manusia dan akan mencari sandaran lain untuk menumpahkan kegelisahannya atas kehidupan ini.

Maraknya ateis di Barat adalah salah satu bukti kuat akan hal tersebut. Di Perancis—misalnya—orang yang percaya pada Tuhan sudah tidak sampai 5 %.  Sehingga pendapat Jeal Paul Sartre (1905-1980) bahwa L’esistence de L’homme exclet L’existence de dio (eksistensi manusia meniadakan eksistensi Tuhan) tidak dapat disalahkan. 

Kemudian, bagaimanakah kehidupan tanpa agama (Tuhan) nanti ?. Adakah jalan lain menuju Tuhan ?. Wallahu A’lam

Page 2 of 2
Prev12
Tags: AgamasaranaTuhan
Previous Post

Memahami Hakikat Pencegahan dalam Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme

Next Post

Perlunya Saling Menghargai Seperti Kisah Ini

Hatim Gazali

Hatim Gazali

Pemimpin Redaksi Islamina.id | Dosen Universitas Sampoerna | Ketua PERSADA NUSANTARA | Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Melawan Ekstremisme Dengan Sufisme

Perlunya Saling Menghargai Seperti Kisah Ini

Kontribusi Ulama Di Indonesia Dan  Meluruskan Faham Radikal Ala Salafi Wahabi

Mengembalikan Makna Agama

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.