Dalam sebuah perbincangan, Nabi Muhammad SAW memberikan wejangan kepada para sahabat, untuk bersemangat meraih nafahat. Seseorang yang mendapatkan nafahat tersebut, mendapatkan kebahagiaan. Nasehat tersebut diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabîr.
عن محمد بن مسلمة الأنصاري أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إِنَّ لِرَبِّكُمْ فِيْ أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ فَتَعَرَّضُوْا لَهَا، لَعَلَّهُ أَنْ
يُصِيْبَكُمْ نَفْحَةٌ مِنهَا فَلَا تَشْقُونَ بَعْدَهَا أَبَدًا
“Dari Muhammad Bin Maslamah al-Anshari, bahwasanya Nabi SAW pernah bersabda,”Sesungguhnya Tuhanmu memiliki nafahat-nafahat dalam hari-harimu, maka sambutlah nafahat tersebut, semoga jika salah satu nafahat tersebut menimpamu, kamu tidak akan kecewa selamanya setelah (mendapatkan)nya”.
Nafahat dalam kamus-kamus bahasa arab, memiliki makna pemberian, makna tersebut dikonfirmasi oleh Al-Munawi, penulis Faidh al-Qadhir dan Muhammad bin Ismail al-Shan’ani w 1182 H. selain itu, kata tersebut juga memiliki arti hembusan, angin yang berhembus dalam bahasa arab diungkapkan dengan nafahat al-rih, angin yang berhembus tidak dapat dipandang oleh mata, tetapi keberadaannya dapat dirasakan oleh seseorang. Begitu juga nafhat yang diberikan oleh Allah, tidak dapat dilihat namun seseorang dapat merasakan ketenangan ketika mendapatkannya.
Selengkapnya baca dan unduh
[sdm_download id=”5074″ fancy=”0″]