Dari sini, maka di antara pihak yang diharapkan mampu memunculkan kesadaran tersebut adalah para pengampu urusan agama dan pemerhati masalah-masalah akhlak dan kemanusiaan. Dalam agama Islam adalah para ulama yang memahami ajaran agamanya dengan baik dan benar sesuai al-Qur’an dan hadis.
Kiai Sya’roni Ahmadi dan Kampanye Kerukunan
Adalah Kiai Sya’roni Ahmadi, salah seorang ulama Indonesia yang vokal dalam menyampaikan pesan-pesan kerukunan melalui pengajian tafsir lisannya. Ia merupakan murid dari beberapa ulama terkemuka, seperti Kiai Raden Asnawi, Kiai Arwani Amin dan Kiai Turaichan Ajhuri.
Selain menguasai Tafsir dan Ilmu-ilmu al-Qur’an, Kiai Sya’roni juga dikenal sebagai ahli fikih dan keilmuan Islam lainnya. Ketokohan dan keluasan ilmunya dibuktikan melalui jabatan yang ia emban serta karya-karya yang pernah ditulisnya. Sampai sekarang, ia masih menjabat sebagai Mustashār (Dewan Penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2015-2020.
Di antara keahlian Kiai Sya’roni di bidang tafsir adalah kelihaiannya dalam menjelaskan kandungan isi al-Qur’an dengan menggunakan istilah dan bahasa lokal. Ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam al-Qur’an dicarikan padanan atau perumpamaan yang berlaku di kalangan masyarakat setempat, dalam hal ini masyarakat Kudus.
Baca juga: Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an
Melalui pemaparan yang lugas dan penguasaan wawasan tafsir yang luas serta kontekstualisasi isu-isu kekinian, tidak heran jika pengajian tafsirnya diminati banyak jamaah. Setiap Jum’at pagi, ribuan jamaah dari berbagai daerah berbondong-bondong ke Masjid al-Aqsho Menara Kudus semata untuk mendengarkan penjelasan tafsirnya.
Pada momen pengajian tafsir itulah, Kiai Sya’roni menyampaikan pesan-pesan kerukunan, baik intern-umat Islam maupun dengan penganut agama lain.
Berulang-ulang ia menyampaikan, “Wong Islam iku sing rukun, senajan omahe dewe-dewe. Sing durung Islam dideketi. (Jadi orang Islam itu harus rukun, meskipun rumah [organisasi]nya berbeda. Yang belum masuk Islam hendaknya didekati).”
Kampanye kerukunan yang disampaikan oleh Kiai Sya’roni ini tidak sekedar anjuran semata, tetapi didukung oleh basis teks al-Qur’an yang ia tafsirkan secara komprehensif. Sehingga memiliki pijakan yang kokoh dan selanjutnya memberikan pengaruh yang kuat di benak para jamaahnya.