Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (1)

Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (1)

Benarkah Tasawuf Penghambat Kemajuan?Ini Penjelasannya

Roland Gunawan by Roland Gunawan
12/06/2021
in Kolom, Tajuk Utama
35 2
0
37
SHARES
745
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Banyak orang yang menganggap tasawuf dianggap sebagai ‘kambing hitam’ penyebab kemunduran peradaban manusia, khususnya Islam. Adanya sekelompok orang yang dengan sengaja menjauhkan diri dari kehidupan sosial hanya demi untuk mendalami tasawuf sebagai upaya pendekatan diri kepada Tuhan, adalah bukti paling nyata yang dapat menjustifikasi anggapan tersebut.

Begitu juga, menjamurnya majlis-majlis tarekat yang hanya diisi dengan dzikir-dzikir tanpa gerakan-gerakan konkret-signifikatif untuk menyelesaikan problem-problem sosial yang dihadapi masyarakat menjadi alasan cukup kuat bagi banyak kalangan untuk mengkambinghitamkan tasawuf.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Tentu saja, anggapan negatif tersebut tidaklah sesuai dengan doktrin tasawuf sesungguhnya yang telah dibangun oleh para sufi agung atas dasar semangat untuk mengajak manusia kembali ke jati dirinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.

Sejarah Tasawuf

Sejarah telah menunjukkan kepada kita kiprah mereka dalam perjuangan membangun moralitas kemanusiaan. Di masa sahabat, misalnya, kita mengenal Abu Dzar al-Ghifari, sosok sahabat yang disebut-sebut menjalani kehidupan asketik.

Ketika kemewahan duniawi mewabah di Madinah karena melimpahnya hasil rampasan perang, dia dengan gagah berani mendatangi khalifah dan menasehati agar umat Muslim kembali kepada kehidupan prihatin, menjadikan dunia hanya sebagai halte pemberhentian sementara dan tidak hanyut dalam tipuan glamoritasnya.

Pada masa dinasti Bani Umayyah, ketika pergolakan politik dan kekuasaan serta perluasan wilayah kekuasaan yang diwarnai atau lebih didominasi oleh kepentingan duniawi, maka para sahabat yang benar-benar menghayati makna-makna moralitas agama menarik diri dan memfokuskan perhatian untuk mengajarkan nilai-nilai agama yang hakiki.

Kekuasaan-kekuasaan otoriter yang sewenang-wenang atau penjajahan terhadap hak dan derajat kemanusiaan adalah lawan-lawan nyata bagi kaum sufi. Berita tentang perlawanan atau kepemimpinan mereka dalam menentang kesewanang-wenangan para penguasa sudah biasa ditemui dalam buku-buku sejarah atau cerita kehidupan para sufi.

Dengan melihat itu, tidak diragukan lagi, bahwa tasawuf pada hakikatnya adalah perjuangan dan pemberontakan. Ia adalah perjuangan untuk meninggikan kehendak Tuhan, baik dalam realita kehidupan nyata secara umum, atau yang lebih diutamakan, di dalam hati manusia secara khusus. Ia adalah pemberontakan terhadap segala bentuk dan ragam kepentingan yang dipaksakan masuk, menggoda, dan menguasai hati manusia.

Dari sisi ini, maka medan perjuangan tasawuf terletak dalam hati. Ia adalah pertempuran antara keinginan dan keinginan, antara kehendak dan kehendak.

Baca Juga:
Mengenal Tasawuf dan 3 Pilar Ajarannya

Tasawuf, Sains dan Teknologi

Dunia kita saat ini dipenuhi dengan produk-produk eksplorasi dan evolusi keinginan dan kehendak manusia. Alam dan makhluk-makhluk lain porak-poranda oleh keinginan manusia untuk mendapatkan fasilitas kehidupan.

Tasawuf, sains dan teknologi

Sains dan teknologi serta pengembangannya berjalan demi untuk memenuhi keinginan-keinginan dan cita-cita manusia menikmati kehidupan yang serba mewah di dunia ini. Permainan, informasi, prestise, kekayaan, pemuasan nafsu-syahwati yang selalu dipancing setiap saat, kekuasaan dan hak milik, menjadi santapan harian bagi manusia zaman sekarang. 

Penemuan baru, gaya dan style baru, penampilan baru dan bahkan kehidupan baru, selalu menggoda hati dan jiwa manusia setiap saat. Tidak ada detik yang terlewati tanpa kehadiran godaan dan keinginan-keinginan tersebut.

Pikiran dan hati manusia saat ini sibuk mengikuti perkembangan-perkembangan yang merayu hatinya yang memang selalu berbolak-balik dan jiwanya yang memang memiliki tabiat ke arah keburukan. Semua itu menumpuk dan berakumulasi menjadi penghalang perhatian hati dari Sang Pencipta.

Page 1 of 2
12Next
Tags: 3 pilar TasawufAjaran tasawufhikmah tasawufkemajuanpenghambat kemajuanpraktek tasawuf nabisejarah tasawufTasawuf
Previous Post

Agar Dosa Terampuni, Baca Istighfar Ini

Next Post

Kriteria Negara Islam

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Kriteria Negara Islam

Kriteria Negara Islam

Martin Van Bruinessen Dan Kitab Kuning

Martin van Bruinessen dan Kitab Kuning

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.