Rabu, Oktober 8, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (1)

Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (1)

Benarkah Tasawuf Penghambat Kemajuan?Ini Penjelasannya

Roland Gunawan by Roland Gunawan
12/06/2021
in Kolom, Tajuk Utama
35 2
0
37
SHARES
745
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Apakah dengan demikian tasawuf bertentangan dengan semangat zaman? Atau bertentangan dengan kemajuan dan modernitas? Atau berlawanan dengan kemajuan dan perkembangan sains dan teknologi? Atau bersebrangan dengan seluruh perkembangan kehidupan manusia berikut segenap dimensi kehidupannya? Atau bermusuhan dengan pembentukan sekaligus pengembangan budaya dan peradaban manusia?

Kita menyaksikan, di masa-masa awal, tepatnya pada fase-fase benih, kelahiran dan pembentukannya, tasawuf memang menitis pada ranah-ranah zhahir dan batin secara nyata.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Dalam artian, spirit, norma, dan etika tasawuf, yang berada pada wilayah batin, terejawantahkan secara faktual dalam realita kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, norma menjauhkan diri dari dunia tidak hanya tertanam dalam hati, akan tetapi juga terimplementasikan secara riil dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, generasi pertama sufi lebih identik dengan zuhud (asketisme), yaitu sebuah ajaran yang menuntun manusia untuk menjauhi dunia. 

Asal Istilah Tasawuf

Zuhud merupakan benih awal sebelum kata tasawuf dikenal di dunia Islam. Generasi pertama ini lebih cenderung memiskinkan diri mereka ketimbang berusaha mendapatkan kehidupan yang mapan. Pakaian dan baju mereka pun seadanya, dari yang dapat mereka peroleh tanpa harus menyibukkan diri dan hati mereka dengan upaya untuk memperolehnya. Kehidupan mereka tenggelam dalam ibadah, perenungan, pemahaman, dan penghayatan ajaran-ajaran agama. Kesibukan dan kebahagian mereka terletak dalam kedekatan kepada Tuhan.

Sejarah Tasawuf

Peresapan makna dan pengejewantahan moral tasawuf pada fase keterbentukannya mencakup wilayah-wilayah zhahir dan batin secara nyata sebagai sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Bahkan di dalam buku ini, tercantum cerita perdebatan pada abad pertengahan, tentang siapakah yang paling mulia atau tinggi derajatnya; orang fakir ataukah orang kaya? Dan orang fakir, dengan makna kalimat, disepakati mendapatkan derajat yang lebih tinggi dari orang kaya.

Namun hal itu kemudian diikuti dengan pergeseran-pergeseran paradigma. Frekuensi shalat dan puasa yang banyak tidak lagi menjadi jaminan untuk mendapatkan identitas jati diri sufi, namun ia didapati dengan keamanan hati dan kedermawanan jiwa. Kondisi hati, kecenderungan, kebahagiaan, ketundukan, kepatuhan, rasa takut, harapan, cinta, dan bahkan sujudnya hati kepada Tuhan, menjadi standar pencapaian derajat dan level-level spiritual.

Makna batin terkesan cenderung lebih mendominasi, di mana pengejawantahan norma dan moral tasawuf lebih dititik pusatkan di dalam hati dan batin, bukan dalam bentuk-bentuk luar. Hal ini tidak diartikan sebagai penafian atau pengabaian ibadah-ibadah mahdhah. Sebab pelaksanaan ibadah-ibadah mahdhah ini justru menjadi jalan utama menuju Tuhan yang kemudian diikuti ibadah-ibadah sunnah.

Namun makna spiritual yang ada atau yang seharusnya ada di dalam ibadah-ibadah tersebut lebih ditekankan mengiringi bentuk-bentuk luar ritual itu sendiri. 

Demikian pula halnya di luar ibadah murni. Ragam bentuk kehidupan yang direpresentasikan dengan pakaian, makanan, minuman, kekayaan, pangkat, kedudukan, dan sebagainya, tidak lagi menjadi standar atau wajah identitas seorang sufi. Seorang sufi bisa saja menjadi seorang presiden, menteri, pejabat, pengusaha, pedagang, petani, nelayan atau apa saja selama norma-norma ajaran sufistik terejawantahkan dalam hati, etika dan moral tingkah lakunya.

Dengan melihat pergeseran-pergeseran paradigma yang terjadi, dapat dipahami bahwa tasawuf sejatinya tidak bertentangan dengan budaya dan peradaban manusia. Secara lebih konkret, tasawuf tidak berlawanan dengan kemajuan sains dan teknologi yang telah dicapai oleh kemajuan akal manusia.

Tasawuf berada dalam wilayah moral dan etika yang mengarahkan manusia dalam seluruh perbuatannya. Tasawuf adalah pendidikan dan pergerakan moral yang menjadikan hati manusia lebih mengutamakan Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupannya.

Adapun pangkat, jabatan, baju, kekuasaan, hak milik, dan segala macam perangkat duniawi yang ada padanya, tidak lain hanyalah bentuk-bentuk zhahir yang dijadikan sebagai media pendekatan diri kepada Tuhan.

Baca Juga:
Melawan Ekstremisme dengan Sufisme

Page 2 of 2
Prev12
Tags: 3 pilar TasawufAjaran tasawufhikmah tasawufkemajuanpenghambat kemajuanpraktek tasawuf nabisejarah tasawufTasawuf
Previous Post

Agar Dosa Terampuni, Baca Istighfar Ini

Next Post

Kriteria Negara Islam

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Kriteria Negara Islam

Kriteria Negara Islam

Martin Van Bruinessen Dan Kitab Kuning

Martin van Bruinessen dan Kitab Kuning

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    327 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    310 shares
    Share 124 Tweet 78
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    263 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.