Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
al-qaeda

Bercermin dari Kesalahan Al-Qaeda

Bercermin dari Kesalahan Al-Qaeda

Gerakan Teror Paling Mematikan Abad 20

Willy Vebriandy by Willy Vebriandy
04/06/2022
in Kajian, Populer, Tajuk Utama
7 0
0
7
SHARES
138
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Menurut penafsiran mereka, jihad tidak bisa dimaknai secara defensif atau hanya bekerja ketika diserang oleh musuh. Jihad pada dasarnya bersifat aktif guna menegakkan keadilan dan kehormatan Islam. Dalam konteks tersebut, selama ada ketidakadilan dan ada kondisi saat kehormatan Islam dirusak, umat Islam wajib berjihad. Dari pemahaman semacam inilah kemudian metode perjuangan bersenjata ala Al-Qaeda mendapat legitimasi. Osama selanjutnya mengarahkan perjuangan bersenjata tersebut untuk memerangi secara total semua kekuatan AS dan sekutunya.

Irisan Al-Qaeda dengan Teroris di Indonesia

Ketika Al-Qaeda lahir di akhir abad 20, Al-Qaeda mendapat tempat di hati para mujahidin di seluruh dunia. Banyak orang dari berbagai dunia terpikat dengan retorika dan sepak terjang Al-Qaeda. Di Indonesia sendiri, sosok macam Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir adalah contoh dari mereka yang terpengaruh dan ikut serta melakukan perjuangan model Al-Qaeda.

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Sungkar dan Ba’asyir ialah pendiri sekaligus pimpinan organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI). JI berdiri di awal 1990-an. Awalnya Sungkar dan Baasyir merupakan aktivis Darul Islam (DI) yang dulunya dibentuk oleh S.M Kartosuwiryo. Namun karena perbedaan pendapat dengan pimpinan (DI), pada tahun 1992 Sungkar dan Ba’asyir keluar dari DI. Setelah keluar dari DI, keduanya lalu membentuk JI sebagai wadah baru perjuangan.

JI dalam dinamika gerakan teror di Indonesia terkenal sebagai otak dari berbagai aksi teror yang pernah terjadi. Bom Natal 2000, bom Bali 2002, dan bom JW Marriot 2003 merupakan bukti aktivitas teror JI.

Secara organisasi, tidak ada hubungan antara JI dengan Al-Qaeda. Namun secara visi dan model perjuangan keduanya punya hubungan yang tidak terpisahkan. JI dan Al-Qaeda sama-sama mengambil jalur kekerasan dalam mewujudkan cita-cita perjuangan. Keduanya juga sama-sama menyerang simbol-simbol kekuatan barat.

Hubungan ini diperkuat dengan fakta bahwa sejak 1985, Sungkar ketika masih berada dalam DI rutin mengirimkan anak-anak muda untuk ikut bergabung dalam gerakan jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet. Mereka yang dikirim inilah yang nantinya menjadi pelaku utama dalam rangkaian peristiwa teror di Indonesia. 

Kenyataan itulah yang menjelaskan mengapa sesaat setelah JI lahir, menurut Solahudin dalam NII sampai JI: Salafy Jihadisme di Indonesia (2011), Sungkar mengontak Osama untuk meminta dukungan atas berdirinya JI. Osama menyambut baik dan bersedia menerima para aktivis JI untuk dilatih secara militer di kamp pelatihan milik Al-Qaeda. Hubungan itulah yang terus berlangsung sekian tahun hingga nantinya kedua kelompok ini redup dengan sendirinya.

Dari situ kemudian dapat ditarik benang merah bahwa meskipun medan jihad kedua kelompok ini berbeda secara geografis, tapi irisan secara ideologis dan gerakan di antara keduanya begitu kentara dan tidak bisa dipisahkan begitu saja.

Hari ini Al-Qaeda dan JI pengaruhnya sudah cukup minim dalam menciptakan teror ke masyarakat. Hanya saja, kita tidak boleh lengah dan abai dengan potensi kemunculan Al-Qaeda lain atau JI lain di Indonesia.

Indonesia adalah negara damai yang tidak selayaknya diganggu dengan segala aksi kekerasan dalam rupa terorisme. Terorisme selain merugikan, ia juga menciderai nilai luhur kemanusiaan yang dipegang bangsa Indonesia. Untuk itu, segala bentuk terorisme harus ditolak dan dilawan dari Indonesia.

Baca Juga: Membaca Masa Depan ISIS Pasca Keruntuhannya

Continue Reading
Page 2 of 2
Prev12
Tags: al qaedaISISJADJama'ah IslamiyahJaringan terorJATJihadisme
Previous Post

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Bukan Dalil Radikalisme

Next Post

Sebuah Alegori, Sang Alkemis dan Ibadah Sosial

Willy Vebriandy

Willy Vebriandy

Penulis Lepas, Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Beralamat di Jl. Ampel No 19 Papringan, Sleman. DIY

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Next Post
Ibadah Sosial

Sebuah Alegori, Sang Alkemis dan Ibadah Sosial

Bronfenbenner

5 Sistem Bronfenbrenner untuk Tangkal Radikalisme

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.