“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Q.S. Ath-Thur: 21).”
Ayat di atas jelas menunjukkan bahwa kita sekeluarga bisa masuk surga bersama dengan syarat kita semua menjadi orang-orang saleh. Untuk itu, hendaknya selaku orang tua, kita bukan hanya menuntut dan memperhatikan hak kita dari anak-anak kita dan menuntut mereka menjadi anak yang birr al-walidayn, tapi kita lupa bahwa agar anak-anak kita birr alwalidayn, kita juga harus memberikan hak-hak mereka, seperti mendidik mereka terutama dalam hal agama lalu menjaga kesehatan fisik mereka dan lain-lain. Sehingga dengan demikian anak-anak kita terbimbing dan menjadi anak saleh yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta berbakti kepada kita. Bila anak-anak kita menjadi anak-anak saleh kita juga akan merasakan manfaatnya baik saat kita masih hidup maupun saat kita telah tiada.
Dalam satu hadits dijelaskan bahwa ketika kita sudah meninggal dunia dan amal kita sudah terputus (idza mata ibnu adam inqotho’a ‘amaluhu illa min tsalatsin..), ternyata masih ada amal yang tidak terputus, yang berarti pahala masih mengalir kepada kita, salah satunya adalah anak saleh (waladun sholihun). Di hadits lain, Ibnu Majah meriwayatkan satu hadits yang mengisahkan manfaat yang didapatkan orang tua akibat kebaikan anak-nya, walau itu berupa istighfar:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ قَالَ ” الْقِنْطَارُ اثْنَا عَشَرَ أَلْفَ أُوقِيَّةٍ كُلُّ أُوقِيَّةٍ خَيْرٌ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ” . وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ” إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ ” .
“Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Satu Qinthar adalah dua belas ribu uqiyah, dan setiap satu uqiyah lebih baik dari pada apa yang ada di antara langit dan bumi.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Sesungguhnya seseorang akan di angkat derajatnya di surga, lalu orang tersebut akan bertanya, ‘Bagaimana ini bisa terjadi? ‘ lalu dijawab, ‘Karena anakmu telah memohonkan ampun untukmu’.”
Jadi ketika orang tua mampu menjalankan amanah dengan memberikan antara lain perhatian, kasih sayang dan pendidikan anak yang merupakan hak mereka sehingga menjadi anak yang baik dan berbakti—menjadi anak saleh— maka orang tua akan memperoleh manfaat tidak hanya di dunia tapi juga manfaat di akhirat.
Kita ingin anak-anak kita menjadi qurrata a’yun, yang menyenangkan dan menyejukkan hati dan pandangan kita. Untuk mencapai hal tersebut kita harus berupaya sejak dini melakukan tahapan-tahapan dan proses yang menjadi kewajiban dan kesunnahan kita terhadap anak sehingga kita, istri kita dan anak-anak kita bisa bersama masuk surga sebagaimana digambarkan dalam surat ar-Ra’du ayat 23 dan at-Thur ayat 21 di atas. Untuk itu, hendaknya kita merubah konsep hidup kita bersama keluarga, yang tadinya hanya hidup bersama sampai mati, kita rubah— misalnya— menjadi hidup bersama di dunia dan bahagia bersama di surga . Untuk bisa mencapai hal tersebut, apa yang hendaknya kita lakukan? Jawaban pertanyaan ini in syaa Allah kita bahas pada renungan berikutnya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَاوَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً . آمين يا رب العالمين
Wallahu a’lam