Bersyukur kepada Allah karena mendapatkan keturunan. Tidak hanya terbatas saat anak baru dilahirkan, tetapi bersyukur ini berkelanjutan dan terus menerus sehingga nikmat anugerah keturunan (anak) yang Allah amanahkan tersebut bisa kita syukuri secara benar. Salah satu ungkapan rasa syukur tersebut adalah dengan memberikan pendidikan kepada mereka. Untuk itu kiat yang ketiga dalam rangka menggapai surga bersama keluarga (mewujudkan qurratu a’yun pada Ananda) adalah mendidik anak dengan penuh kasih sayang.
Diantara perasaan-perasaan mulia yang Allah anugerahkan kepada kita adalah perasaan kasih sayang terhadap anak-anak. Perasaan ini, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abdullah Nasih Ulwan, merupakan kemuliaan bagi kita dalam mendidik , mempersiapkan, dan membimbing anak-anak untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan (Tarbiyyatu al-awlad fi al-Islam, Dar as-Salam, Juz I, 2013, hal. 43). Bila kita membaca sirah an-nabawiyah, kita akan menemukan contoh riil perwujudan kasih sayang yang diperlihatkan Rasulullah SAW dalam kehidupan beliau. Bagaimana sikap dan sifat beliau terhadap anak-anak. Dikisahkan dalam kitab Adabul Mufrod, Imam Bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairah:
أَتَى النَّبِّيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ وَمَعَهُ صَبِيٌّ فَجَعَلَ يَضُمُّهُ إِلَيْهِ فَقَالَ النبي صلى الله عليه وسلم أَ تَرْحَمُهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَاللهُ اَرْحَمُ بِكَ مِنْكَ بِهِ وَهُوَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
“Seseorang sambil membawa anak kecilnya mendatangi Nabi SAW, lalu dia merangkul anaknya itu. Kemudian Nabi SAW bertanya, ‘Apakah engkau menyayanginya?’ Dia menjawab, ‘Ya.’ Nabi bersabda, ‘Allah lebih menyayanginya daripada engkau menyayangi anakmu itu, dan Dia adalah Yang maha penyayang.”
Diriwayatkan pula dalam satu hadits:
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم فَقَالَ اتُقَبِّلُوْنَ صِّبْيَانَكم ؟ فَمَا نُقَبِّلُهُمْ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم ( أَو أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ )
“Seorang (Arab Badui) datang kepada Nabi dan berkata: Engkau menciumi anak kecil? Kami tidak mencium anak-anak! Maka Nabi saw., bersabda: Aku tidak bisa membuat kasih sayang dalam hatimu, jika Allah telah mencabutnya.”
Masih dalam kitab Tarbiyatu al-awlad fi al-Islam pada halaman 45, dikisahkan suatu riwayat dari Bukhori dan Muslim yang berasal dari Usamah bin Ziad, dimana ia berkata: “Putri Nabi SAW mengutus seseorang kepada bapaknya untuk memberitahukan sekaligus berharap menjenguk putranya yang dalam keadaan sakaratulmaut. Maka Nabi SAW mengutus seseorang kepadanya (putrinya) membacakan salam dan bersabada: