Kedua, seluruh ajaran Islam tidak akan mengorbankan nyawa manusia demi kepentingan agama. Artinya patut ditegaskan dengan seyakin-yakinnya bahwa tidak ada ajaran Islam yang mendorong kepada umatnya untuk menghilangkan nyawa sendiri apalagi nyawa orang lain.
Pertanyaannya, bukannya ada ajaran Islam yang justru secara eksplisit mengucurkan darah semisal qishas. Bantahan terhadap keraguan ini langsung ditegaskan dalam firman Allah : “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah: 179). Hukum qishas merupakan jaminan agar praktek kekerasan dan penghilangan nyawa manusia tidak terjadi lagi.
Dalam ayat di atas, Saya lebih tertarik dengan redaksi “wahai orang-orang yang berakal”. Artinya, jika umat Islam menggunakan nalar pikirannya dalam mencerna ajaran dan hukum Islam, mereka akan melihat tujuan implisit dari syariat tersebut dengan yang sebenar-benarnya. Karena itulah, tradisi ulama salaf menjadi penting diteladani dengan kegairahan ijtihad mereka dalam memahami Islam dengan utuh dan mendalam.
Kesalahan umat saat ini hanya melihat secara tekstual bahkan artifisial suatu ajaran, tanpa menggunakan akal dalam mencerna ajaran Islam. Akibatnya, banyak sekali ajaran Islam yang sejatinya mengandung nilai penghormatan terhadap nyawa justru dijadikan alasan untuk menghilangkan nyawa. Jihad dalam arti perang (qital) misalnya. Perang yang sejatinya disyariatkan oleh Allah untuk melindungi nyawa manusia, justru dipahami tanpa berakal sebagai dalil untuk menghilangkan nyawa manusia.
Kebodohan dalam beragama menyebabkan pemahaman yang dangkal, bahkan bisa mendatangkan musibah terhadap kehidupan manusia. Contoh paling dekat di mata kita saat ini adalah cara beribadah di tengah wabah. Kebodohan dengan hanya berbekal ketaatan buta justru berpotensi mendatangkan musibah, tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga ancaman bagi yang lain.
Begitu banyaknya dalil nash dan referensi ijitihad ulama terdahulu dalam menyikapi cara beribadah di tengah wabah. Toh, masih ada sebagian kecil umat Islam saat ini memilih mengabaikan semangat Islam sebagai agama yang sangat menghargai nyawa dengan dalih tidak memerlukan nyawa karena sepenuhnya Tuhan yang mengatur. Pola pikir ini menjadi menyesatkan karena Islam dengan seperangkat ajarannya telah memberikan pelajaran penting bagaimana menghargai nyawa manusia. Bahkan dalam ibadah pun Islam memilih mementingkan nyawa manusia.